By: Naomi Nilawati
16 November 2025

Mark pun menyampaikan kebanggaannya karena dapat tampil bersama pemeran Cinderella dalam adaptasi yang dipadukan dengan konteks Indonesia. Ia menyebut kehadiran interpretasi Indonesia membuat pengalaman itu terasa baru dan membanggakan.

| Baca Juga : Toshiko Saiga, Nenek yang Masih Aktif Menari Balet di Usia 92 Tahun

Kisah Cinderella sendiri tetap menjadi jantung pertunjukan, tentang kebaikan hati, keajaiban, dan cinta sejati. Dibantu Ibu Peri, Cinderella yang hidup sederhana berubah menjadi sosok yang memikat dalam pesta dansa.

Ketika lonceng tengah malam berdentang, sihir pun hilang, meninggalkan sepatu kaca yang kemudian menjadi petunjuk perjalanan sang Pangeran untuk menemukan dirinya.

Kisah ini dibawakan dengan perpaduan estetika klasik dan ekspresi modern yang memperlihatkan bagaimana sebuah dongeng dapat berbicara lintas generasi.

Selain penari-penari dari Filipina, pementasan ini juga menghadirkan penari Indonesia yang terpilih melalui proses audisi intensif. Salah satunya adalah Neva Elena, yang memaknai partisipasinya sebagai perjalanan personal.

| Baca Juga : Lima Ayah Rela Botak dan Pakai Baju Balet Demi Pengobatan Kanker Anak

“Bergabung di produksi Cinderella adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Saya belajar banyak dari para profesional Ballet Manila, dan juga menemukan kebanggaan tersendiri karena bisa membawa identitas dan semangat Indonesia ke atas panggung. Balet ini bukan hanya tentang kisah dongeng, tapi tentang perjalanan menemukan diri sendiri,” kata Neva.

Bagi Archangela, pementasan ini membawa makna emosional tersendiri. “Lewat tarian, saya ingin menginspirasi orang lain. Mimpi saya, suatu hari nanti di Indonesia akan ada banyak pertunjukan balet seperti di luar negeri, di mana orang bisa menonton kapan pun mereka mau,” ujarnya.

Melalui kerja sama dua negara, keberagaman penari, pendekatan artistik yang inklusif, serta kisah yang tetap relevan, Cinderella di Jakarta menjadi ruang temu antara tradisi, modernitas, dan kemanusiaan, dihadirkan melalui bahasa yang halus namun kuat, gerak tubuh manusia itu sendiri. (*)

Tags:

Leave a Reply