By: Yanuarika
15 November 2025

NYATA MEDIA — Presenter sekaligus pengusaha Ruben Onsu kembali menambah daftar kesibukan dengan terjun sebagai produser film yang diangkat dari kisah nyata, ‘NIA’.

Berbeda dari proyek hiburan kebanyakan, langkah Ruben kali ini lahir dari dorongan emosional yang dalam—bukan hitung-hitungan bisnis.

Dia ingin menunjukkan kepedulian atas apa yang menimpa Nia Kurnia Sari, seorang remaja penjual gorengan dari Padang Pariaman. Dia ditemukan meninggal dalam keadaan tragis pada September 2024 lalu.

“Support sudah pasti full. Film ini punya pesan yang kuat, bukan hanya untuk anak seusia Nia, tapi juga untuk orang tua. Ceritanya menarik dan sangat sedih,” ujar Ruben saat menghadiri special screening di Plaza Senayan Jakarta (14/11/2025).

Meski jarang muncul langsung di lokasi syuting, Ruben tetap intens memantau seluruh proses produksi. Dari pemilihan lokasi, memberikan masukan kreatif, hingga strategi promosi digital, ia terlibat sepenuhnya.

| Baca Juga: Kisah Tragis Penjual Gorengan Nia Kurnia Sari Akan Dijadikan Film

“Aku banyak kesibukan yang tidak memungkinkan stay lama di lokasi. Jangan sampai produksi tertunda karena satu pemain. Jadi aku fokus di belakang layar saja,” jelasnya.

Menurut Ruben, hidup yang dijalani Nia tak sebanding dengan usianya. Karena dia berjualan demi membantu perekonomian keluarganya.

“Pola pikir dan beban hidup yang dia tanggung seharusnya dimiliki orang dewasa. Tapi situasi membuat dia terpaksa dewasa,” tambahnya.

Film ‘NIA’ disutradarai oleh Aditya Gumay. Karya ini diadaptasi dari tragedi yang mengejutkan, ketika Nia menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Namun bagi Aditya, kisah Nia jauh lebih besar dari tragedi itu.

“Kisahnya sangat naas, tapi setelah saya riset, sosoknya luar biasa. Dia remaja yang jadi tulang punggung keluarga, berprestasi, juara silat, pintar mengaji, dan tidak malu berjualan. Dia pejuang sejati,” ungkapnya.

Film ini mengangkat sekitar 85 persen kisah nyata kehidupan Nia. Meski begitu, adegan ruda paksa tidak ditampilkan secara vulgar.

“Kenyataannya sangat sadis. Tantangannya adalah bagaimana tetap menghormati keluarga tanpa mengurangi pesan kasus ini,” jelas Aditya.

| Baca Juga: Dukung Suami, Audy Item Garap Soundtrack Film ‘Timur’

Ia juga menegaskan bahwa latar belakang kriminal pelaku dan pemicu pembunuhan tidak dimasukkan ke dalam film karena ingin menjaga fokus pada keteladanan hidup almarhumah.

Proses produksi film ‘NIA’ berjalan atas izin dari keluarga korban. Bahkan ayah almarhumah disebut sangat terharu setelah menonton hasil film tersebut.

“Beliau bilang film ini akan jadi kenangan abadi buat Nia. Ini film edukasi, karena membahas dampak buruk narkoba, dan sebagian hasil penjualan tiket akan digunakan untuk pembangunan rumah tahfiz Quran dan pesantren,” kata Aditya.

Tidak hanya para pemain dan tim produksi, film ini juga mendapat apresiasi dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir dalam special screening.

“Film ini sangat bagus, diangkat dari kisah tragis Nia. Banyak pesan penting, termasuk bahaya narkoba yang membuat pelaku tega merudapaksa dan membunuh Nia. Saya yakin film ini bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan,” ujar Fadli yang tampil secara khusus dalam film yang akan tayang di bioskop mulai tanggal 4 Desember 2025. (*)

Tags:

Leave a Reply