Film ini mengangkat sekitar 85 persen kisah nyata kehidupan Nia. Meski begitu, adegan ruda paksa tidak ditampilkan secara vulgar.
“Kenyataannya sangat sadis. Tantangannya adalah bagaimana tetap menghormati keluarga tanpa mengurangi pesan kasus ini,” jelas Aditya.
| Baca Juga: Dukung Suami, Audy Item Garap Soundtrack Film ‘Timur’
Ia juga menegaskan bahwa latar belakang kriminal pelaku dan pemicu pembunuhan tidak dimasukkan ke dalam film karena ingin menjaga fokus pada keteladanan hidup almarhumah.
Proses produksi film ‘NIA’ berjalan atas izin dari keluarga korban. Bahkan ayah almarhumah disebut sangat terharu setelah menonton hasil film tersebut.
“Beliau bilang film ini akan jadi kenangan abadi buat Nia. Ini film edukasi, karena membahas dampak buruk narkoba, dan sebagian hasil penjualan tiket akan digunakan untuk pembangunan rumah tahfiz Quran dan pesantren,” kata Aditya.
Tidak hanya para pemain dan tim produksi, film ini juga mendapat apresiasi dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir dalam special screening.
“Film ini sangat bagus, diangkat dari kisah tragis Nia. Banyak pesan penting, termasuk bahaya narkoba yang membuat pelaku tega merudapaksa dan membunuh Nia. Saya yakin film ini bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan,” ujar Fadli yang tampil secara khusus dalam film yang akan tayang di bioskop mulai tanggal 4 Desember 2025. (*)
Tags:Film NIA Ruben Onsu Sarwendah
