Lebih parah lagi, banyak warga yang memarkir motor mereka di jalan, yang juga merupakan akses utama bagi petugas pemadam kebakaran. “Jalannya sempit, petugas pemadam kebakaran kesulitan masuk. Ditambah lagi motor-motor parkir sembarangan, makin susah,” tambah Adang.
Pada malam itu, Adang yang biasanya terjaga hingga larut malam, justru tertidur lelap. Ia mengaku bahwa biasanya ia selalu berjaga-jaga setiap malam karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, malam itu ia tertidur lebih awal karena lelah setelah seharian bekerja. “Biasanya saya nggak tidur, selalu tidur malam. Tapi malam itu saya capek banget, jadi ketiduran,” jelasnya.
Materi Bisa Dicari
Meski kehilangan segalanya, Adang tetap berusaha ikhlas. Ia meyakini bahwa harta benda bisa dicari kembali, asalkan nyawa selamat. “Ya, kita namanya musibah nggak ada yang tahu. Barang bisa dicari dan dibeli lagi, yang penting selamatkan nyawa,” katanya dengan tegar.

Tinggal puing-puing pasca tragedi kebakaran di Manggarai. (Foto: Stephine/Nyata)
Adang tidak ingin keluarganya meninggal akibat kebakaran ini. Ia juga merasa marah dan kecewa karena orang yang menyebabkan kebakaran tidak memberi tahu warga dan malah melarikan diri bersama istri dan anaknya. “Warga yang ngecas HP itu kabur begitu saja, nggak bilang ke orang lain, malah pintunya ditutup,” ungkap Adang dengan kesal.
| Baca Juga: Kebakaran Besar di Permukiman Padat Penduduk Manggarai Jaksel
Luntang-lantung
Kini, Adang dan keluarganya harus mencari tempat tinggal sementara. Mereka, seperti warga lainnya, berkumpul di pinggiran lokasi kebakaran yang tidak terdampak parah. Saat ditemui oleh Nyata, Adang bersama keluarganya tengah beristirahat di sebuah warung bakso yang tutup. “Sementara ini kita ngumpul di sini dulu, nggak tahu nanti ke mana,” ujarnya dengan nada pasrah.
Di tengah cobaan yang berat ini, Adang tetap bersyukur. Meski kehilangan harta benda, ia masih merasa dilindungi oleh Tuhan karena keluarganya selamat tanpa luka sedikit pun. “Alhamdulillah, kita masih diberi keselamatan. Semua barang habis, tapi nyawa kita selamat,” ucap Adang dengan haru.
Kisah Adang adalah salah satu dari banyak cerita pilu yang terjadi di Kampung Bali, Matraman, Manggarai. Kebakaran hebat ini tidak hanya menghanguskan rumah dan harta benda, tetapi juga meninggalkan luka mendalam di hati para korban.
Kini, mereka harus berjuang untuk memulai hidup baru dari nol, sambil berharap bantuan dan dukungan dari berbagai pihak segera datang. (*)
Tags:Harta Benda Ludes kebakaran Jakarta Kebakaran Manggarai Kebakaran Permukiman Padat Penduduk Korban Kebakaran Manggarai Penyebab Kebakaran Manggarai Rumah Terbakar