| Baca Juga: Warga Terdampak Kebakaran Manggarai Menanti Diungsikan
Adang tidak pernah menyangka bahwa ia dan keluarganya akan dihadapkan pada musibah sebesar ini. Rasa takut dan cemas menyelimuti hatinya saat melihat kobaran api yang begitu besar.
Adang awalnya mengira api tidak akan membesar, tetapi kenyataannya api justru semakin membesar dan merembet ke rumah-rumah warga lainnya. “Saya kaget banget, pagi itu saya benar-benar takut. Tadinya saya pikir apinya nggak akan besar, tapi ternyata malah makin besar,” katanya.
Kesukaan Si Jago Merah
Adang dan warga lainnya berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan api. Namun, upaya mereka terhalang oleh banyak kesulitan. Air yang seharusnya digunakan untuk memadamkan api tidak ada, karena suplai air di daerah tersebut bergantung pada pompa yang membutuhkan listrik.
Saat kebakaran terjadi, listrik mati sehingga pompa air tidak berfungsi. “Susah, air pun kita nggak ada karena kehabisan semua. Air itu kan kita dari torrent, nanti pak RT nyalurin ke masing-masing rumah dari iuran. Ya, kalau listrik mati kan kita jadinya nggak ada air,” ungkap Adang.
| Baca Juga: HP Meledak saat Dicas, Awal Kebakaran Permukiman di Manggarai
Meski demikian, Adang dan warga tidak menyerah. Mereka dengan cepat menjebol salah satu rumah untuk mencegah api merembet lebih luas. Namun, usaha tersebut tidak cukup untuk menghentikan laju api yang terus membesar. Material yang mudah terbakar seperti kayu, pakaian, dan tabung gas membuat api semakin sulit dikendalikan.
Di kawasan padat penduduk ini, banyak warga yang membuka warung atau berjualan gas LPG, sehingga keberadaan tabung gas menambah bahaya. “Di situ memang kebanyakan tukang gas dan warung, jadi ya rata semua. Terus ya warung itu gas semua, nggak ada yang nggak pake gas,” jelas Adang.
Adang menyebut bahwa ledakan tabung gas yang ada di setiap rumah dan warung kemungkinan memperparah kebakaran. Api pun semakin tinggi, menyala terang di tengah malam yang seharusnya tenang. Kebakaran ini menambah daftar panjang musibah yang harus dihadapi warga Kampung Bali.
Sulitnya akses bagi petugas pemadam kebakaran menjadi alasan lain mengapa api sulit dipadamkan. Jalanan sempit yang hanya muat untuk dua motor, atau bahkan hanya satu motor, memperlambat proses pemadaman.
| Baca Juga: Kebakaran Hanguskan Seratus Rumah di Manggarai, Ratusan Warga Mengungsi
Tags:Harta Benda Ludes kebakaran Jakarta Kebakaran Manggarai Kebakaran Permukiman Padat Penduduk Korban Kebakaran Manggarai Penyebab Kebakaran Manggarai Rumah Terbakar