Masa pertama masuk sekolah usai liburan menjadi momen menantang bagi Tasya Kamila. Sebab, biasanya, anak mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Bertemu guru dan teman-teman yang baru dikenalnya.
Hal tersebut pernah dialami Tasya Kamila saat menyekolahkan putra sulungnya, Arrasya. “Tahun lalu, masuk play group. Karena baru pertama sekolah, Arr (Arrasya, red) sempat merasa kurang nyaman. Setiap kali diantar ke sekolah, dia pasti nangis,” ujarnya.
“Di rumah pun sama sekali nggak mau ngobrol soal sekolah. Bersyukur, setelah pindah sekolah dia lebih bisa beradaptasi,” kata wanita kelahiran Jakarta, 22 November 1992 itu.
Sebelumnya, Arrasya memang sempat gonta-ganti sekolah lantaran tak nyaman saat beradaptasi dengan orang-orang di sekitarnya.
| Baca Juga: Mulai dari Rumah, Tasya Kamila Ajari Anak Peduli Lingkungan
“Kalau yang pertama kali pindah, Arr-nya aja sih yang minta karena dia ingin sekolah yang baru. Mungkin di sekolah yang lama, image-nya dia itu sekolah nggak seru. ‘Harus pisah sama Mama, jadi aku sedih’,” jelasnya.
Tasya melanjutkan, di sekolah kedua, sebenarnya Arrasya juga ditinggal mama. Tapi karena guru-gurunya bisa lebih mengayomi. “Di sana ada kipas, hingga dia lebih adem. Jadi ketika dia harus say bye bye sama Mama, gurunya bisa lebih menenangkan,” tuturnya.
Menurut Tasya, masa pertama masuk sekolah adalah salah satu fase yang juga cukup menantang. Semua anak memiliki respon yang berbeda dalam beradaptasi di lingkungan baru, termasuk sekolah.
Untuk bisa membuat anak nyaman dan mudah beradaptasi di lingkungan sekolah pertamanya, ternyata Tasya punya cara unik. Di rumah, dia bermain peran sekolah-sekolahan. Tujuannya agar tidak takut dan cemas saat pergi ke sekolah.
“Cara yang ngaruh di Arr dalam menangani kecemasan ‘ditinggal’ mama saat sekolah, adalah dengan main sekolah-sekolahan ketika di rumah. Bercerita tentang apa perasaannya ketika berangkat sekolah dan selama sekolah,” tuturnya.
| Baca Juga: Pejuang LDR, Tasya Kamila Jaga Bonding Ayah dan Anaknya
Selanjutnya, saat Arrasya menemukan penyebab kecemasannya, mantan penyanyi cilik itu akan berusaha memahaminya. Lalu, Arrasya diminta menarik napas. Setelah itu Tasya memberi pengertian kepada putra sulungnnya itu.
“Mama anter Arr (Arrasya) sampai pintu kelas ya, nggak bisa nemenin Arr di dalam kelas. Kan di dalam kelas ada Miss, jadi Arr aman,” ungkap Tasya.
Tapi, Tasya juga berjanji, ia akan kembali menjemput anaknya setelah sekolah selesai. Janji itu harus selalu ditepati sebagai orang tua agar kecemasan anak hilang.
Setelah cara ini dilakukan berkali-kali, akhirnya Arrasya tidak lagi menangis saat ditinggal di sekolah untuk belajar.
| Baca Juga: Jadi Duta Kipas! Ini Alasan Anak Tasya Kamila Hobby Koleksi Kipas Angin
Tasya berpesan, setiap orang tua perlu mendukung anak masuk sekolah yang pertama, dengan persiapan matang. Terutama menyiapkan mentalnya.
“Menyiapkan mental anak akan sangat membantu si kecil lebih paham dan mengerti tentang masa bersekolah. Rutinitas yang aku buat selama liburan sekolah menjadi salah satu persiapan mental buat Arr. Contohnya mengajarkan dia menempelkan stiker di whiteboard untuk counting down menuju hari masuk sekolah,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, berbelanja kebutuhan sekolah juga dilakukannya bersama Arrasya yang tahun ini menginjak usia 5 tahun. “Salah satu rutinitas aku sebelum anak kembali ke sekolah pastinya mempersiapkan kebutuhan belajarnya. Dan itu jadi salah satu trik aku untuk membuat dia menjadi excited dan termotivasi going back to school,” pungkasnya. (*)
Tags:Anak Tasya Kamila Kebutuhan Sekolah Masuk Sekolah Masuk Sekolah Pertama Mental Anak Tasya Kamila