Kelainan kelopak mata bukan semata masalah estetika, namun juga bisa berdampak serius bahkan mengancam penglihatan hingga berakibat fatal, yakni kebutaan.
Menurut dr. Tri Rejeki Herdiana, SpM, kelainan kelopak mata dapat mengganggu aktivitas keseharian. “Lebih dari itu, apabila tidak segera dilakukan tindakan bedah okuloplastik dan rekonstruksi mata, kelainan kelopak mata bisa malah membawa risiko kebutaan,” ujarnya dalam temu media di acara ‘Bakti Sosial Operasi Kelopak Mata’ yang dihelat JEC Eye Hospitals and Clinics, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, sebut Herdiana, sebagian besar masyarakat tidak tahu bahwa kelainan tersebut bisa dikoreksi. Bahkan, penyandangnya sendiri sangat mungkin juga tidak tahu di mana bisa melakukan koreksi kelainan kelopak mata. “Akhirnya, mereka pun pasrah saja meski merasakan ketidaknyamanan,” katanya.
Ketua Layanan Orbita, Okuloplastik dan Rekonstruksi, JEC Eye Hospitals and Clinics itu menambahkan, bukan hanya berpengaruh pada kualitas pandangan, mengabaikan kelainan ini sama saja membiarkan potensi terjadinya perundungan yang rawan diterima penyandangnya, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
| Baca Juga: Bye bye Mata Panda! 6 Bahan Alami Ini Bisa Usir Kantung Mata
Kelainan kelopak mata bisa menimbulkan gejala, mulai yang ringan bisa diabaikan sampai taraf yang mengganggu aktivitas harian. Efek yang lebih ‘ringan’ seperti mata merah, berair, dan pandangan buram.
Efek yang lebih serius bisa muncul kekeringan pada kornea akibat kelopak mata tidak menutup dengan sempurna. Kekeringan pada kornea dapat menyebabkan ulkus kornea. Ini berbahaya karena bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Daftar Kelainan Kelopak Mata
Dalam paparannya, Herdiana menjelaskan, tindakan okuloplastik dan rekonstruksi mata bisa dilaksanakan untuk menangani berbagai kondisi kelainan, seperti:
1. Epiblepharon, lipatan kulit berlebihan pada tepi kelopak mata bawah, sehingga bulu mata tumbuh mengarah ke bola mata/kornea.
2. Entropion, pinggir kelopak mata berputar ke arah dalam sehingga bulu mata menggesek kornea.
3.Ektropion, pinggir kelopak mata berputar ke arah luar, berisiko mata kering dan iritasi pada kornea.
4. Ptosis, turunnya kelopak mata atas sehingga menghalangi luas lapang penglihatan; dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, bertambahnya usia, trauma, ataupun adanya massa atau tumor.
5. Dermatokalasis, kekenduran kulit kelopak mata atas yang dapat menghalangi fungsi luas lapang penglihatan.
| Baca Juga: 3 Tips Usir Mata Sayu Kamu Agar Terlihat Segar
Herdiana mengungkap, jumlah penderita kelainan kelopak mata cukup banyak. Misalnya untuk salah satu kelainan kelopak mata, yakni epiblepharon, ternyata dialami 90,7 persen ras Asia (termasuk Indonesia).
Kabar baiknya, imbuh Herdiana, tindakan okuloplastik dan rekonstruksi mata menjadi solusi mengatasi berbagai kelainan tersebut.
Tindakan okuloplastik dan rekonstruksi mata juga dapat dilakukan untuk mengatasi baggy lower eyelids (kelopak mata bawah berkantung), single eyelid (tidak memiliki lipatan kelopak mata atas), benjolan pada kelopak atau orbita mata (tumor), luka pada kelopak mata (akibat trauma), penyumbatan saluran air mata, gangguan soket mata, serta Patah tulang orbita, yang dapat mengakibatkan penglihatan ganda, bola mata tampak masuk ke dalam (enophthalmos) dan gerak bola mata terhambat.
“Kelainan mata dan kelopak akibat tiroid, baik pada bola mata maupun kelopak mata, koloboma kelopak, yakni cacat pada kelopak mata serta blefarospasme, gangguan mata berkedut/gerakan spasme ritmik kelopak mata yang berulang, juga dapat dikoreksi dengan tindakan okuloplastik dan rekonstruksi mata,” jelas Herdiana. (*)
Tags:Ganggu Penglihatan Kelainan Kelopak Mata Kelopak Mata