Pengembaraan itu bukan sekadar perpindahan tempat tinggal. Itu adalah bahan bakar emosional untuk karya-karyanya.
Rama banyak menggambar perempuan. Perempuan yang saling menyisir rambut, membaca buku, menyulam, bermain gitar, menonton TV bersama.
Kehangatan sehari-hari yang sering kali tidak terlihat, tapi membentuk ikatan paling kuat dalam hidup banyak perempuan.
“Aku membuat karya untuk orang-orang yang peduli pada hal-hal yang aku pedulikan,” katanya dalam wawancara dengan YUNG.
“Komunitas yang terbentuk dari percakapan tentang karya, secara online atau langsung, terjadi secara organik,” sambungnya.
| Baca Juga : Kisah Marsinah, Aktivis Buruh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Namun karya Rama juga memandang dunia yang lebih luas dari ruang aman rumah. Dia menggambar perjuangan, kehilangan, displacement, dan perlawanan.
Rama pernah mengangkat kisah Reem Ahmed, arsitek dari Gaza yang terjebak di bawah reruntuhan rumahnya selama 12 jam setelah serangan udara Israel.
Dia membuat animasi seorang gadis Palestina memegang periuk kosong dengan tulisan Not a hunger crisis, sebelum berubah menjadi gambar banyak orang memegang wadah kosong bertuliskan It is deliberate starvation.
Rama sudah bekerja dengan banyak klien besar: The New Yorker, The Washington Post, BBC, Apple, Spotify, VICE, hingga Tate Modern.
Namun di tengah karier digitalnya, dia sesekali mengambil tanah liat, memijitnya perlahan untuk membentuk piring atau mangkuk, lalu menggambar di atasnya dengan tangan.
Perempuan 28 tahun itu bertemu Zohran jauh sebelum suaminya menjadi nama besar dalam politik New York.
Tags:New York Rama Duwaji Zohran Mamdani
