Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu tengah malam, 3 November 2024 menyebabkan banyak warga sekitar tidak sempat menyelamatkan diri. Akibatnya sejumlah korban berjatuhan.
Sebelumnya diberitakan beberapa korban jiwa merupakan satu keluarga yang terjebak di dalam rumah yang runtuh akibat hantaman batu erupsi.
Tidak kalah tragisnya, seorang warga yang berhasil selamat sempat menceritakan dia melihat teman satu asramanya di Asrama Seminari Hokeng melihat kaki temannya meleleh akibat terkena batu erupsi gunung tersebut.
Hal mirip juga dialami seorang ibu bernama Masinta Sangkala yang berusaha menyelamatkan anaknya ketika Gunung Lewotobi meletus. Akibatnya, kini dia menderita luka serius di telapak kakinya.
| Baca Juga: Mencekam! Letusan Gunung Lewotobi Bikin Kaki Meleleh hingga Sekeluarga Tewas
Dilansir dari Tribun News pada Rabu (13/11), warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kab. Flores, NTT itu awalnya sedang tertidur lelap, sama seperti warga lainnya di tengah malam.
Namun tiba-tiba saja erupsi gunung terjadi. Masinta yang langsung sadar keadaan sedang gawat segera menyelamatkan anaknya yang baru berusia 7 tahun, Farhan.
Saat erupsi terjadi, Farhan seolah tidak terusik apa pun. Dia terus tidur pulas bahkan meski Masinta menemukannya hampir tertimbun material panas.
Putra kecilnya itu terus tidur ketika ibu 51 tahun itu menggendongnya keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Lewotobi.
“Saya gendong langsung bawa lari keluar. Dia nyenyak sekali jadi tidak sadar, syukurlah kami berdua masih selamat,” ungkap Masinta.
Saat itu, Masinta membawa Farhan tanpa pikir panjang ke Kantor Desa Klatanlo tanpa pikir panjang. Dia tidak sadar pada saat itu telah terkena berbagai macam material erupsi gunung.
| Baca Juga: Kisah Elizabeth Francis, Manusia Tertua di AS yang Kini Tutup Usia
Barulah setibanya di tempat, dia merasakan nyeri di telapak kakinya. Setelah dicek, ternyata kakinya menderita luka bakar serius. Bagian pahanya bahkan juga ikut terluka karena diduga terkena kerikil panas yang berhamburan.
Tidak tinggal diam, Masinta memeriksakan lukanya ke Puskesmas Lewolaga. Dia mendapat obat dan juga melakukan kunjungan rutin ke puskesmas tersebut untuk mengobati lukanya.
Namun rasa perih akibat luka tersebut masih sering terasa di malam hari sehingga waktu istirahatnya kerap terganggu. Selain itu, luka yang dimilikinya juga menghambat aktivitas sehari-harinya.
Kisahnya semakin tragis karena rumah kontrakan yang ditempatinya serta usaha salon dan rias pengantin yang dijalankannya rusak parah. Sekarang, Masinta tidak memiliki usaha apa pun untuk melanjutkan masa depan.
“Tidak tahu lagi setelah ini harus buat apa. Sudah tidak ada usaha lagi untuk menunjang hidup dan ongkos sekolah anak saya. Kami hanya bisa pasrah,” ungkapnya.
Kini Masinta dan putranya menumpang di rumah kerabat, Mas Hayon, di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena. (*)
Tags:Erupsi Gunung Lewotobi Gunung Lewotobi Gunung Lewotobi meletus Korban gunung meletus korban luka luka bakar