By: Naomi Nilawati
2 December 2019

Treatment tersebut disesuaikan dengan kebutuhan wanita dan pasangannya. “Tujuan pasien bisa berupa, hubungan intim tanpa rasa sakit, penggunaan tampon, atau pemeriksaan vagina tanpa rasa sakit. Ketika tujuan utama adalah konsepsi, informasi tentang konsepsi berbantuan harus diberikan. Dokter harus menjelaskan pilihan perawatan apa yang tersedia,” papar Yeni.

| Baca Juga: 2 Cara Ampuh Atasi Gangguan Serangan Panik Ala Marshanda

Yeni menegaskan, bahwa tujuan dari perawatan adalah untuk membuat wanita menjadi lebih nyaman dengan alat genitalnya sendiri. Maka saat terapi akan diajarkan teknik relaksasi, untuk digunakan bersamaan dengan eksplorasi genital sendiri dan penggunaan ‘vaginal trainers‘.

Namun jika wanita tersebut memiliki riwayat trauma seksual, ia harus segera dirujuk untuk pengobatan lebih lanjut.

“Rujukan ke psikolog disarankan jika ia memiliki kecemasan, resistensi fobia terhadap pemeriksaan, atau masalah kesehatan mental atau hubungan lainnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, “Meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, terapi botox sering digunakan pada pasien dengan dyspareunia atau nyeri pada saat berhubungan dan vaginismus, untuk melemahkan otot panggul agar tidak berkontraksi secara berlebihan.”

| Baca Juga: RSOT Surabaya Gandeng 1500 Pelari Dukung Penderita Kaki Bengkok

Selama menjalani perawatan, pasien dianjurkan melakukan catatan harian di rumah, untuk mencatat kemajuan terapi. Dan melakukan terapi sendiri di rumah, seperti memakai pelumas saat hubungan sex, berpartisipasi dalam aktifitas yang menyenangkan untuk mengurangi stress, olahraga yang mampu merelaks-kan otot panggul dan seputar vagina, mencoba memasukkan 1 jari untuk membiasakan diri relax saat penetrasi, dan mencoba relaks dalam mengatasi rasa takut saat penetrasi.

Yeni menegaskan, bahwa merasa nyaman adalah kunci dari keberhasilan berhubungan seksual bagi seorang perempuan normal. (*)

Tags:

Leave a Reply