Pernah dengar atau bahkan mengalami kesakitan saat melakukan hubungan intim, karena otot bagian bawah tidak mau diajak kompromi? Pada sebagian kasus, kesakitan ini bahkan tidak tertahankan sehingga hubungan seks gagal total.
Ini merupakan disfungsi seksual disebut adalah vaginismus. Vaginismus merupakan kontraksi otot di sekitar vagina, yang mengakibatkan nyeri yang sangat mengganggu.
Dalam jangka panjang apabila tidak ditangani dengan baik, vaginismus akan menurunkan kualitas hidup perempuan. Seks bukan lagi hal yang menyenangkan, namun berubah menjadi semacam teror.
| Baca Juga: 6 Mitos dan Fakta Disfungsi Ereksi yang Perlu Diketahui
Angka kejadian vaginismus di Indonesia tidak diketahui secara pasti, karena kondisi ini kerap diabaikan atau tidak diceritakan, bahkan kepada pasangan karena dianggap sebagai hal yang tabu.
Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta (2018), ditemukan sebesar 90% dari 300 perempuan yang disurvei, pernah mengalami disfungsi seksual. Namun hanya 6% dari mereka yang mau mengakui.
Hasil penelitian mengungkap, sebagian besar perempuan Indonesia masih enggan terbuka baik itu kepada pasangan, atau bahkan mencari pertolongan medis. Padahal vaginismus merupakan penyakit yang butuh penanganan. Diperlukan kolaborasi antara dokter spesialis obstetri, ginekologi (obgin) dan kedokteran jiwa (psikiater) untuk mengatasinya.
“Banyak faktor yang terlibat dalam kasus vaginismus, dan disfungsi seksual secara luas. Penyebab penyakit ini juga bersifat multifaktorial, sehingga diperlukan kejelian para dokter untuk menanganinya. Kami menghimbau agar perempuan Indonesia yang mengalami vaginismus dan disfungsi seksual, untuk berkonsultasi kepada dokter ahli yang tepat,” ujar Dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG (K), MSc, CEO Bamed Healthcare Group, saat menghadiri seminar Vaginismus dan Disfungsi Seksual Perempuan pada beberapa waktu lalu di Jakarta.
| Baca Juga: Kenali 3 Kondisi Medis yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi
Dr Ni Komang Yeni SpOG, spesialis Obgin pada Bamed Women’s Clinic mengatakan, vaginismus dikategorikan sebagai kontraksi otot yang tidak disadari, dan tidak dapat dikendalikan.
“Vaginismus adalah rasa nyeri yang timbul akibat terjadi ketegangan otot sekitar vagina, saat mencoba memasukkan sesuatu ke dalam vagina. Hal ini menyebabkan wanita seringkali menghindari hubungan seksual, melakukan kontraksi otot yang tidak disadari, ketakutan merasakan nyeri yang tidak wajar,” ujar Yeni.
Vaginismus terjadi secara terus menerus atau berulang, di sepertiga daerah bagian luar vagina, yaitu daerah perineum sampai otot levator ani, dan otot pubococcygeus. Kontraksi otot yang berlebihan menyebabkan nyeri, sulit atau bahkan tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan seksual.
Tags:Vaginismus