Total ada sebelas orang meninggal dunia usai bus yang ditumpangi rombongan SMK Lingga Kencana Depok terlibat kecelakaan maut di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat pada, Sabtu (11/5) malam.

Sementara 13 orang lainnya luka berat, dan 40 orang luka ringan. Artinya ada total 64 korban dalam peristiwa kecelakaan bus di Subang. 

Terkait sebelas korban tewas, sepuluh di antaranya penumpang bus Trans Putera Fajar atau bus pariwisata rombongan SMK Lingga Kencana Depok. Sembilan adalah pelajar dan seorang lagi adalah guru. Adapun satu korban tewas lainnya adalah pengemudi motor yang ditabrak bus.

“Saat ini 10 jenazah penumpang masih di rumah sakit. Sementara jenazah pengendara motor, yaitu warga Subang, telah diserahkan ke kerabatnya,” kata Jules.

| Baca Juga: Bus Pariwisata Pelajar SMK Alami Kecelakan Maut di Subang

Kecelakaan maut ini melibatkan lima kendaraan, mulai dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG, mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD, serta 3 motor.

Bus yang mengangkut 61 penumpang itu terbalik saat melewati jalan menurun pukul 18.45 WIB. Bus menabrak sebuah mobil dan tiga sepeda motor.

Kejadian ini bermula saat bus datang dari arah selatan menuju utara. Bus oleng saat melewati jalan menurun, lalu menabrak mobil Daihatsu Feroza yang datang dari arah berlawanan.

Bus kemudian terguling dengan posisi ban kiri di atas dan menabrak pengendara tiga sepeda motor. Bus baru terhenti setelah menabrak tiang di bahu jalan arah Subang menuju Bandung, tepatnya di depan Masjid As Sa’adah.

| Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tol Jakarta Cikampek, Tewaskan 12 Orang

”Pelaksanaan olah TKP di lokasi kejadian akan dilaksanakan penyidik dari Satuan Lalu Lintas Polres Subang. Mereka akan didampingi tim dari Ditlantas Polda Jabar,” ujarnya.

Diduga Rem blong

Kementerian Perhubungan menduga kecelakaan di Subang terjadi diduga karena bus tersebut mengalami rem blong.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal menyebut bus tiba-tiba oleng ke arah kanan, lalu menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling.

“Kecelakaan tersebut diduga karena rem blong pada bus,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/5).

| Baca Juga: 21 Turis Tewas dalam Kecelakaan Bus di Venesia

Kata, Aznal, kendaraan dari perusahaan otobus (PO) Trans Putera Fajar itu juga tidak terdaftar di aplikasi Mitra Darat Kemenhub.

“Bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” ungkap Aznal.

Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian selepas kecelakaan ini. Investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut akan terus dilakukan.

Aznal meminta seluruh PO dan sopir bus untuk memeriksa secara berkala kondisi armada. Dia juga meminta pihak terkait melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin uji berkala kendaraan.

| Baca Juga: Curhat Eva Daniawati Sebelum Jadi Korban Kecelakaan Tol Jakarta Cikampek

Sedangkan masyarakat pengguna angkutan umum bus juga diminta aktif memeriksa kelayakan kendaraan. Sebelum keberangkatan, warga bisa mengecek pada aplikasi Mitra Darat mengenai bus terkait.

Sejumlah korban luka kini dirawat di beberapa fasilitas kesehatan terdekat, seperti RSUD Ciereng, RS Hamori, Puskesmas Jalancagak, dan Puskesmas Palasari. (*) 

Tags:

Leave a Reply