By: Heni
27 November 2020

Tak terasa sudah enam bulan lebih anak-anak terpaksa harus belajar secara daring akibat pandemi COVID-19. Meski dianggap yang terbaik, banyak yang tidak menyadari bahwa ruang kelas virtual ternyata lebih membebani otak anak-anak.

”Itu karena anak-anak harus lebih fokus untuk menangkap pesan dari suara yang disampaikan oleh guru dan teman-temannya. Selain itu anak butuh tenaga lebih besar untuk memahami bahasa non-verbal guru dan temannya,” ujar Dr Rita Ramayulis DCN MKes dalam acara virtual Selalu Siap Belajar dari Rumah belum lama ini.

Faktor lain yang menyebabkan otak anak makin terbebani akibat pembelajaran jarak jauh adalah anak merasa selalu diawasi guru dan semua temannya dari kamera yang selalu on. Serta anak tidak dapat membedakan waktu sekolah dan bermain, karena dilakukan di satu tempat.

Dr Rita Ramayulis DCN MKes

Padahal rata-rata anak-anak menghabiskan waktu lima hingga tujuh jam untuk menerima pembelajaran jarak jauh. ”Karena itu, anak-anak butuh sarapan dengan nutrisi cukup sebagai sumber energi untuk otak,” ujar Rita mengingatkan.

”Apalagi selama tidur malam, energinya sudah terkuras habis untuk merangsang hormon pertumbuhan dan perkembangannya, serta meregenerasi sel-sel tubuhnya,” lanjut ahli gizi dari RS Royal Progress Jakarta itu.

Serealia

Sarapan dengan kandungan gizi seimbang, berperan penting dalam membentu mengoptimalkan fungsi organ dan jaringan tubuh anak, sehingga siap menerima pelajaran. ”Salah satu sumber gizi yang penting dikonsumsi saat sarapan adalah karbohidrat kompleks. Ini penting untuk menaikkan kadar glukosa secara bertahap,” jelas Rita.

Baca juga: Guru Besar Farmasi Unair: Eucalyptus tak Bisa Membunuh Semua Virus!

Selain itu juga mengandung vitamin B kompleks terutama B1, B2, B3, B6, protein, asam folat dan zat besi. ”Vitamin diperlukan untuk metabolisme karbohidrat menjadi energi yang akan digunakan anak,” terangnya.

Sedang asam folat dan zat besi berfungsi menstransfer nutrisi dan oksigen ke otak, sehingga bisa bekerja lebih optimal. ”Semua zat gizi ini harus tersedia dalam sarapan. Tidak boleh tidak. Kalau tidak, berarti sarapan anak belum lengkap,” ujarnya mengingatkan.

|Baca juga: Ahli Farmasi Ungkap soal Kalung Anti-Virus Eucalyptus yang Viral

Adapun bahan makanan yang memenuhi kriteria tersebut antara lain serealia atau biji-bijian utuh yang masih memiliki tiga lapisan secara keseluruhan, yaitu kulit, endosperma, dan inti. ”Contohnya adalah makanan yang mengandung gandum utuh sebagai bahannya.” ujarnya.

Agar anak tidak bosan, Rita menyarankan agar menambahkan sumber protein lainnya, yaitu susu yang mempunya banyak varian rasa dan olahan. ”Jadi bisa diselang-seling. Misalnya, hari ini anak makan gandum utuh dengan susu full cream. Esok hari gandum utuh dengan susu cokelat. Atau bisa juga dengan olahan susu seperti yoghurt dan keju,” sarannya. (*)

Leave a Reply