Bicara soal sastra, tidak akan lepas dari tiga wujudnya,
yaitu cerita pendek (cerpen), novel dan puisi. Namun dari ketiganya, puisi jadi
alat utama sebagai pengungkap gejolak jiwa. Puisi jua yang menjadi penyebar semangat
perjuangan.
Maka dalam peringatan Hari Pahlawan, Radio Republik Indonesia (RRI) bersama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Parade Puisi. Malam pagelaran puisi bertema ‘Semangat Pahlawan untuk Indonesia Lebih Bertoleransi’ itu, digelar di Auditorium Tower Unusa, Kampus B Jemursari, Kamis (14/11) kemarin.

Dibuka dengan parade puisi oleh tujuh kelompok anak muda dari Unitomo, STKW, UINSA, SMKN 12 Surabaya, Teater Api, Bengkel Muda Surabaya dan Unusa. Ruangan auditorium pun telah penuh dengan penonton yang tak sabar menyaksikan acara utama.
Baca juga: Diusianya yang Hampir 50, Sophia Latjuba: Siapa yang Mau Kesepian?
Yakni pembacaan puisi dari para tokoh nasional, sepert Emil Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Dahlan Iskan, M. Rohanudin (Dirut RRI), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie (Rektor Unusa), penyair Zawawi Imron dan penyair Ardi Susanti.

Gegap gempita lagu Kebyar-Kebyar, jadi penuntun dimulainya penampilan Achmad Jazidie. Emil Dardak yang menjadi penampil ketiga, mengaku nervous. Apalagi sebelumnya ada penampilan yang begitu gahar dari penyair Tulungagung, Ardi Susanti.


“Saya senang sekali bisa menjadi bagian dari acara ini. Walaupun di satu sisi juga saya nggak bisa baca puisi. Jadi tadi agak nervous juga dapat tugas mendadak dari Bu Khofifah,” kata Emil Dardak saat diwawancara usai penampilannya.

Lain lagi penampilan Dahlan Iskan. Menggunakan pakaian lurik khas Jawa, mantan menteri BUMN itu jadi satu-satunya penampil yang membawakan puisi berbahasa Jawa. Geguritan istilahnya. Kian berkesan karena puisi itu ditulis di kertas bundar penutup gelas. Karya yang dibuatnya beberapa saat sebelum tampil.
“Sopo sing mulyo? Mulyo? Mulyo? Mulyo? Awakmu sing mulyo. Sek akeh sing soro. Ra po-po. Mulyo dunyo untalen kono! Mulyo sejati kang hakiki. (Siapa yang paling sejahtera? Sejahtera? Sejahtera? Sejahtera? Kamu yang hidup sejahtera. Masih banyak yang kesusahan. Tidak apa-apa. Sejahtera di dunia, ambil saja! Kesejahteraan sejati yang hakiki),” sepenggal puisi Dahlan.

Riuh tepuk penonton menggema seketika. Terlebih suguhan terakhir dari Si Celurit Emas, Zawawi Imron juga tak kalah memecah suasana.
Baca juga: Transformasi Ashanty dan Aurel Hermansyah jadi 6 Putri Disney
Menurut Ketua Humas Unusa, M. Ghofirin, RRI bersama Unusa akan kembali menggelar acara serupa pada Januari mendatang.
“Kedepan RRI dan UNUSA ingin mengulang acara seperti ini, bukan hanya puisi. Januari ada pagelaran ludruk RRI dan UNUSA. Lokasi di sini juga,” kata Ghofirin. (*)
Tags:Puisi