By: Agnes
12 November 2019

KLa Project bisa dibilang grup musik yang bisa bertahan hingga era milenial sekarang. Grup musik ini dibentuk pada Maret 1986. Meski sempat gonta-ganti pemain dan bubar, namun grup ini kini konsisten dengan tiga personelnya.

Mereka adalah Katon Bagaskara (lead vocal, bass, gitar), Romulo Radjadin atau Lilo (gitar, vocal) dan Adi Adrian (keyboard, pianis).

Berdiri lebih dari tiga dekade, namun grup ini tak pernah sepi dari jadwal manggung. Bahkan dua tahun sekali, mereka selalu menggelar konser akbar sebagai bentuk temu kangen pada Klanis, sebutan fans setia mereka.

KLa-Project-1
Foto: Agnes/Nyata

Meski mereka tetap eksis, uniknya grup ini enggan merilis single atau album baru. Mereka mengaku tidak butuh publikasi.

Sebab bagi mereka, tolak ukur sebuah eksistensi bukan lagi pada seberapa sering mengeluarkan album atau single baru.

“Meski tanpa publikasi yang berlebihan, setiap kita mau konser penonton selalu full. Tinggal broadcast di media sosial, para Klanis akan datang ke konser kami,” jelas Katon Bagaskara di Telkom Hub, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat Senin (11/11).

“Dan setiap perform, kami bisa tampil tiga jam. Karena konser itu bukan sekadar nyanyi-nyanyi saja, tapi juga interaksi, kangen-kangenan dengan para fans,” tambahnya.

Baca juga: Empat Musisi Mancanegara Siap Guncang The 90’s Festival

Era digital dan streaming merupakan alasan mengapa mereka enggan merilis album atau single baru lagi. Terakhir mereka merilis A Tribute to KLa Project pada 2011. Album itu berisi kolaborasi KLa dengan sejumlah musisi seperti Ungu, Ahmad Dhani, Kerispatih, RAN, Upstairs, Vidi Aldiano dan banyak lagi.

“Kalau dulu kami bikin album ada fisiknya. Sekarang kan enggak. Kita juga enggak tahu lakunya berapa. Kami dapat duitnya berapa?” tegas Katon.

Mereka juga mengaku kesulitan promo dengan kondisi mereka yang sudah tidak muda lagi. Media seperti televisi maupun radio cenderung memilih musisi muda yang sedang digemari kaum milenial. KLa sadar, pasar mereka bukan disitu.

“Pernah ketika kita baru keluarin album baru mau promo di TV, kata mereka ketuaan. Band-nya om-om lah. Begitu juga di radio. Orang radio bilang, kalian upload di YouTube aja dulu, kalau subscribe-nya banyak, nanti kita undang ke radio. Kesel banget kan? Padahal untuk promo radio itu kita bayar loh,” jelas Lilo.

Baca juga: Magenta Orchestra Gandeng Christian Bautista untuk Konser Spesialnya

Dengan kondisi industri musik yang seperti itu, KLa memilih untuk mengaransemen ulang lagu-lagu yang sudah ada. Aransemen baru membuat lagu-lagu mereka terdengar berbeda. Ada yang versi akustik, ethnic dengan pentatonis hingga elektronik pop.

“Setiap tahun kita selalu buat aransemen baru. Kita yakin kok yang dengerin ga bosan. Kita aja yang nonton konsernya Rolling Stone berkali-kali tidak bosan. Padahal tidak ada lagu baru, apalagi aransemen baru. Jadi masih mending KLa lah,” seloroh pria yang gemar bertopi ini.

KLa-Project-2
Foto: Agnes/Nyata

Penampilan yang tak monoton itu pula yang mereka janjikan saat nanti mengisi Icefest Music Concert 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City pada 23-29 Desember 2019.

Lewat Living Legend Never End selama satu setengah jam, KLa akan membawakan lagu-lagu hits mereka seperti Yogjakarta, Tak Bisa ke Lain Hati, Tentang Kita, Waktu Tersisa dan banyak lagi.

Baca juga: Montase Bawa Pulang Gelar Juara Levi’s Band Hunt 2019

Tema konser Journey of Ice diambil untuk menceritakan perjalanan manusia. Dibuka oleh Write Your Journey bersama Rendy Pandugo feat Ardhito Pramono pada 23 Desember 2019.

Lalu dilanjutkan dengan perjalanan penuh cinta serta lika-likunya lewat Loving Your Life bersama Glenn Fredly pada 29 Desember 2019. Vina Panduwinata & Her Close Friends akan mengisi Maturity Beyond Diversity pada 27 Desember 2019. (*)

Tags:

Leave a Reply