“Jadi memang fisik juga harus diolah. Bagian yang paling berkesan adalah di bagian terakhir aku sama Pak Rosadi. Itu benar benar highest level koreografi yang akhirnya Laweyan bisa tunjukin di scene ini,” ujarnya.
Sebelum resmi tayang di bioskop Indonesia pada 18 September 2025, film ini perdana diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 dan memenangkan penghargaan Best Editing.
Film yang sarat nuansa budaya Jawa, terinspirasi dari mitos Bahu Laweyan, sebuah kutukan kuno Jawa. Konon, perempuan yang terkena kutukan ini memiliki tanda lahir sebesar koin di bahu kirinya.
| Baca Juga: Nova Eliza dan Teror Paling Nyata di Film ‘Mama: Pesan dari Neraka’
Setiap pria yang menikahinya akan berakhir dengan kematian tragis. Kutukan inilah yang menghantui sosok Mirah (Raihaanun), menjadikannya perempuan yang dicap membawa sial oleh lingkungannya.
“Lewat film ini, saya ingin mengangkat isu sosial bagaimana masyarakat sering kali menempatkan beban stigma pada perempuan. Ceritanya memang horor, tapi akarnya sangat dekat dengan realitas,” kata Fajar Nugros, sutradara. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.
Tags:Aurra Kharisma Fajar Nugros Film Horor Perempuan Pembawa Sial Raihannun