Merajut Inspirasi di Tanah Nusantara
Tahun ini, PINTU melangkah lebih jauh dengan meluncurkan Residency Program, yaitu program residensi untuk desainer muda Prancis di Indonesia.
Selama tiga bulan, peserta diajak tinggal, belajar, dan berkarya langsung di dua wilayah, mempelajari batik di Jawa dan tenun tradisional di kawasan timur Indonesia.
Dua peserta pertama, Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud, terlibat langsung dalam proses kreatif bersama LAKON Indonesia. Mereka tak hanya mendapat pelatihan, tapi juga pengalaman hidup yang mempertemukan mereka dengan akar budaya Indonesia yang otentik.
| Baca Juga: Indonesia Jadi Tujuan Pertama Tur Dunia Miss World 2025 Opal Suchata
“Residency ini bukan hanya soal teknik, tapi tentang bertemu manusia, memahami konteks budaya, dan mencipta dari titik temu itu,” kata Thresia.
Komitmen Jangka Panjang
Bagi Soegianto Nagaria, Chairman JF3 sekaligus Co-initiator PINTU, program ini merupakan perwujudan nyata dari komitmen lebih dari 20 tahun JF3 dalam membina ekosistem mode lokal.
Dia menyebut PINTU sebagai investasi kreatif jangka panjang yang bertujuan membentuk generasi baru pelaku industri dengan perspektif global, namun tetap berakar budaya.
“Kami percaya, kreativitas yang berkelanjutan lahir dari kolaborasi yang tulus dan dukungan yang konsisten. PINTU bukan hanya festival, ini ekosistem,” tegas Soegianto.
Panggung Kolaborasi di JF3 Fashion Festival 2025
Sebagai puncak dari perjalanan tahun ini, enam brand terkurasi dari PINTU akan tampil dalam ajang JF3 Fashion Festival 2025, yaitu CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Nona Rona, Rizkya Batik, Denim It Up.
Tags:Alain Soreil Emmanuel Macron PINTU PINTU Incubator Rachida Dati Soegianto Nagaria Thresia Mareta