Keduanya hanya mengatakan, luka di tubuh Pratama sudah diobati. Perkataan yang membuat wanita berusia 40 tahun itu terkejut. Kenapa putranya bisa terluka?
Wirna langsung memeluk tubuh anaknya yang terlihat mengigil. ”Saya peluk, saya cium, saya tanya Odo apa yang terjadi,” kata Wirna. Putranya tak menjawab, hanya berkata, ”Ma ayo cepat pulang”.
| Baca Juga : Firasat Para Keluarga Korban Tewas Longsor Tambang di Cirebon
Setibanya di rumah, Wirna melihat banyak lebam di tubuh putranya. Ada bekas luka di leher, memar yang membiru di perut dan dada, luka di tangan dan kaki.

Luka-luka di tubuh Odo. Foto: Dok. Nyata
Dengan suara ketakutan, Odo menceritakan, selama mengikuti Mahepel, ia dan teman-temannya mengalami kekerasan fisik dari senior. Dipukul, ditonjok, ditendang dan sebagainya. Bahkan, dipaksa makan lumpur.
Wirna sebenarnya ingin membawa Odo ke rumah sakit untuk visum dan berobat, tapi si anak menolak karena mendapat ancaman “dibunuh” oleh seniornya.
Sebagai gantinya, Wirna mendatangi kampus. Ia ingin menanyakan mengapa anaknya dianiaya dalam diksar pecinta alam itu.
Sayangnya upaya itu kembali dicegah putranya. ”Mama jangan cerita-cerita nanti aku diancam. Nanti aku diincar mau dibunuh,” ujar Wirna menirukan ucapan Odo.
| Baca Juga : Haji Tertua 2025, Nabung Rp30 Ribu Selama Bertahun-tahun
Karena kondisi tubuhnya yang semakin parah, tangan hingga kaki kiri mulai kaku, Odo akhirnya dibawa ke rumah sakit. Dia sempat berobat ke RBI Puskesmas Raja Basa, Lampung, namun dirujuk ke Rumah Sakit Bintang Amin.
Ketika ditanya dokter apa yang terjadi, Odo meminta mamanya tidak menceritakan yang sebenarnya dialami. Akhirnya, Wirna terpaksa berbohong, mengatakan anaknya jatuh di depan rumah.
Tags:Ibu Mahasiswa Unila Tewas Ibu Pratama Wijaya Kusuma Mahasiswa Unila Tewas Pratama Wijaya Kusuma Unila Universitas Lampung