”Mulai dari bahan, pewarna hingga sistem menjahitnya pun kami menerapkan sustainable fashion, yaitu zero waste atau tidak ada sisa kain. Kalaupun ada, itu sangat sedikit sekali,” beber perwakilan dari Kusemai.
Warna-warna yang dipilih juga kembali ke alam, yang lebih light untuk menampilkan kabahagiaan dan kegembriaan. ”Saya menampilkan outfit dari batik shibori, karena saya menyukainya. Totally handmade, dijahit dengan cara zero waste atau tidak ada sisa sama sekali,” terangnya.
Manfaatkan Limbah

Sedang mahasiswa dari Universitas Ciputra Surabaya memanfaatkan limbah atau sisa-sisa kulit dari pabrik menjadi tas yang trendi. ”Sekarang kan konsumen semakin tinggi. Jadi otomatis limbah yang dihasilkan pun semakin tinggi. Nah limbah itu coba kami olah menjadi tas,” terang perwakilan dari Universitas Ciputra Surabaya.
Butuh waktu sekitar empat hingga lima bulan untuk mengolah limbah kulit itu menjadi tas. ”Jadi ini merupakan tugas akhir dari mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya,” katanya. *han/hen
Tags:Event Fashion 2022 Ramah Lingkungan Surabaya Fashion Parade