By: Azharul Hakim
10 September 2025

NYATA MEDIA — Demo yang berujung kerusuhan di Nepal makin mencekam. Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri (PM) Nepal Jhalanath Khanal, tewas saat rumahnya dibakar massa pada Selasa (9/9/2025).

Dikutip dari NDTV, Rajyalaxmi Chitrakar tewas setelah terjebak di dalam rumahnya yang dibakar para demonstran. Kediaman itu diketahui terletak di kawasan ibu kota Kathmandu.

Menurut pihak keluarga, Chitrakar dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur. Namun, istri mantan Perdana Menteri Nepal itu meninggal dunia selama perawatan.

| Baca Juga : Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal, 18 Orang Tewas

Peristiwa itu terjadi di tengah gelombang protes atas larangan media sosial yang diberlakukan pemerintah.

Kemudian berkembang menjadi kritik lebih luas terhadap kebijakan Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli, hingga dugaan korupsi di kalangan elit politik negara tersebut.

Lantaran menjadi sasaran kritik, Perdana Menteri Oli, akhirnya mengundurkan diri pada hari yang sama, menyusul peristiwa kerusuhan yang semakin meluas.

| Baca Juga : Usia 58 Tahun, Meriam Bellina Rencanakan Hiking ke Nepal

Situasi makin mencekam setelah sejumlah pengunjuk rasa membakar rumah beberapa pejabat tinggi Nepal, termasuk kediaman Perdana Menteri, hingga membakar gedung parlemen.

Bahkan, Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, dikejar di jalanan ibu kota Kathmandu oleh para pengunjuk rasa.

Dalam sebuah video yang viral, Paudel terlihat ditendang dan dipukuli. Di sisi lain, beberapa menteri dibawa ke lokasi yang lebih aman menggunakan helikopter militer.

Pemerintah Nepal menuai kritik lantaran memblokir beberapa platform media sosial, termasuk Facebook, X (Twitter), dan YouTube.

| Baca Juga : Luna Maya Nikmati Kesendiriannya Dengan Solo Travelling ke Nepal

Pemblokiran itu dilakukan dengan alasan perusahaan media sosial tidak terdaftar dan tidak mematuhi peraturan Nepal. Meski larangan tersebut dicabut pada Senin malam, kemarahan publik tidak mereda.

Pada Senin, polisi Nepal terpaksa melepaskan tembakan untuk membubarkan massa. Akibatnya, 19 orang tewas.

Kemarahan publik kemudian melebar terhadap isu kekerasan aparat dan dugaan korupsi yang melibatkan pemimpin politik Nepal.

Menurut laporan dari Al Jazeera, publik menganggap keluarga-keluarga elite penguasa menjalani kehidupan yang mewah di Nepal, negara yang miskin. Akibatnya terjadi kesenjangan yang dalam antara kelompok kaya dan miskin.

| Baca Juga : Pengalaman Meriam Bellina Kena Serangan Jantung, Serasa Diinjak Gajah

Di media sosial Nepal, istilah “nepo kids” ramai dibicarakan. Istilah itu merupakan plesetan dari nepotisme. “Nepo kids” umumnya digunakan untuk merujuk pada anak-anak pejabat tinggi pemerintah dan menteri.

Pejabat pemerintah dan politisi Nepal telah lama menghadapi tuduhan korupsi dan ketidakjelasan mengenai bagaimana uang publik dibelanjakan.

Sebagian dari dana publik, dicurigai digunakan untuk mendanai gaya hidup mewah yang dinikmati keluarga para pejabat. Padahal gaji resmi pejabat di Nepal tergolong kecil. (*)

Tags:

Leave a Reply