| Baca Juga: 4 Artis Ini Setia Dampingi Suami Berjuang Lawan Kanker
Jika tumor semakin besar hingga menyumbat saluran empedu, bilirubin akan menumpuk dalam darah, menyebabkan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning serta menimbulkan rasa gatal.
Sumbatan ini juga bisa menyebabkan infeksi, demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan drastis karena terganggunya penyerapan lemak.
“Banyak pasien datang dengan keluhan nyeri di perut kanan atas. Rasa nyeri ini timbul karena tekanan dari tumor pada area sekitarnya,” jelas Prof. Ikhwan dalam diskusi tentang ‘Mengenal, Mencegah dan Menangani Kanker Saluran Empedu’ di kantor pusat Astrazaneca Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
Ia mengatakan bahwa stadium awal kanker empedu sering tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga banyak pasien baru menyadari setelah penyakit berkembang lebih lanjut.
Adapun faktor risikonya meliputi batu empedu, infeksi parasit, kelainan saluran empedu, penyakit hati kronis seperti sirosis dan hepatitis, usia lanjut, obesitas, riwayat keluarga, serta paparan bahan kimia tertentu.
“Penting untuk dipahami bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko bukan berarti pasti terkena kanker, namun kewaspadaan dan pemeriksaan rutin sangat disarankan,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
| Baca Juga: Jessie J Rindu Peran Jadi Ibu di Tengah Pemulihan Pasca Operasi Kanker
Deteksi Dini dan Penanganan Multidisiplin
Deteksi dini merupakan kunci. Pemeriksaan seperti USG, CT scan, MRI, dan tes fungsi hati dapat membantu mendeteksi secara akurat sebelum kanker berkembang lebih jauh.
Mengenai penanganan kanker empedu, Prof. Ikhwan menuturkan bahwa prosesnya sangat kompleks dan memerlukan pendekatan tim multidisiplin (MDT). Tim ini terdiri dari berbagai tenaga medis seperti spesialis hati (hepatolog), onkolog, ahli bedah, radiolog, patolog, hingga nurse navigator, agar terapi dapat berjalan secara menyeluruh dan terkoordinasi.
“Setiap langkah penanganan, mulai dari diagnosis, tindakan bedah, pemberian obat, hingga pemantauan pascaterapi, melibatkan kerja sama tim medis dari berbagai disiplin,” ungkapnya.
Tags:Gejala Kanker Empedu Imunoterapi Kanker Empedu Risiko Kanker Empedu