By: Azharul Hakim
9 September 2025

NYATA MEDIA — Secara medis, janin biasanya berkembang dalam rahim. Tapi Sarvesh mengalami kehamilan langka, yaitu janin berkembang di luar rahim. Dalam kasus ini, wanita asal Uttar Pradesh, India itu mengandung janin berusia 12 minggu yang menempel di dalam organ hatinya. 

Sarvesh awalnya mengira hanya mengalami infeksi lambung. Dia mengeluhkan muntah-muntah terus-menerus, kelelahan, dan nyeri yang tidak kunjung reda hingga akhirnya memutuskan periksa ke dokter.

“Saya muntah tanpa henti. Selalu merasa lelah dan nyeri. Sulit untuk memahami apa yang terjadi pada saya,” ujar Sarvesh dikutip dari BBC pada Selasa (9/9/2025).

| Baca Juga: Gaun Peniti Rose BLACKPINK di After Party MTV VMA 2025

Setelah sebulan tidak kunjung sembuh, Sarvesh kembali memeriksakan diri. Saat itulah, dokter menemukan kondisi medis langka.

“Sarvesh mengalami kehamilan 12 minggu di sisi kanan hati. Saya bahkan mengambil beberapa bagian dari pemindaian untuk memastikan apakah itu benar-benar kehamilan,” ucap ahli radiologi dari Meerut, India, dr. KK Gupta.

Kehamilan langka seperti itu disebut sebagai ektopik, di mana sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim.  Menurut data medis, hanya ada sekitar 45 kasus kehamilan ektopik  yang pernah tercatat di seluruh dunia.

| Baca Juga : Terungkap, Sakelar Bahan Bakar Pesawat Air India Mati saat Mengudara

Tiga di antaranya terjadi di India. Kehamilan ektopik umum terjadi di tuba falopi, namun yang berkembang di hati tergolong ekstrem dan sangat berbahaya.

Dokter dari Institut Ilmu Kedokteran BHU, dr. Mamta Singh, menjelaskan hati memang memiliki suplai darah yang kuat, sehingga memungkinkan janin bertahan di tahap awal.

Namun organ tersebut bukan lingkungan yang aman bagi perkembangan janin. Jika tidak segera diangkat, kehamilan langka ini bisa menyebabkan hati pecah dan kematian pada ibu.

| Baca Juga : 100 Orang Hilang dalam Banjir Bandang di Uttarakhand India

Karena kompleksitas kasus, dokter menyarankan Sarvesh menjalani operasi di Delhi. Namun keterbatasan finansial membuatnya dan suami, Paramveer, tidak bisa berangkat ke sana.

“Kami miskin, tidak mungkin pergi ke Delhi dan membayar semua ini,”  kata Paramveer.

Setelah tiga bulan menahan rasa sakit dan tanpa kejelasan, sebuah rumah sakit swasta di Meerut akhirnya melakukan operasi penyelamatan selama 90 menit. Prosedur itu berhasil menyelamatkan nyawa Sarvesh.

Menurut BBC, Sarvesh tampak masih dalam pemulihan dengan perban besar di sisi kanan perut, menutupi bekas 21 jahitan. Ia masih sangat bergantung pada suaminya untuk beraktivitas sehari-hari.

| Baca Juga : Mengenang Radhika Yadav, Mantan Petenis India yang Tewas Ditembak

Yang membuat kasus ini makin unik adalah siklus menstruasi Sarvesh tetap normal, sehingga dia tidak menyadari adanya kehamilan.

Menurut dr. KK Gupta, kehamilan ektopik biasanya disertai pendarahan hebat, tetapi dalam kasus Sarvesh, gejala-gejalanya berbeda. Hal inilah yang membuat diagnosis menjadi sangat sulit. (*)

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di InstagramTikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply