Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden, akhirnya mengumumkan calon wakil yang akan mendampinginya. Ia adalah Kamala Harris. Joe dan Kamala siap melawan Presidan Amerika Serikat, Donald Trump. Joe Biden mengumumkan hal tersebut lewat akun Twitter-nya, Selasa (11/8) sore waktu setempat.
“Saya memiliki kehormatan besar untuk mengumumkan aku telah memilih @KamalaHarris sebagai cawapres. Ia adalah sosok yang tak kenal takut untuk berjuang membela rakyat kecil dan salah satu pelayan rakyat terbaik,” cuit Biden di Twitter.
Keputusan Biden tersebut mengakhiri spekulasi panjang mengenai cawapres yang bakal mendampinginya maju di pemilu mendatang. Setelah pengumuman tersebut ditulis, banyak yang penasaran dengan sosok Kamala Harris. Siapa sebenarnya Kamala? Berikut fakta-faktanya.
1. Keturunan India-Afro-Amerika
Dilansir dari Britannica, Kamala lahir dengan nama Kala Devi Harris. Dia adalah keturunan India-Afro-Amerika. Ayahnya berdarah Jamaica dan menjadi pengajar di Universitas Stanford. Sedangkan ibunya seorang peneliti kanker dan merupakan putri diplomat India.
Kamala adalah alumni Howard University jurusan Ilmu Politik dan Ekonomi pada tahun 1986. Ia lantas melanjutkan pendidikan hukum di Hastings College pada tahun 1989.
2. Reputasi
Kamala meniti kariernya di bidang hukum dengan menjadi wakil jaksa wilayah di Oakland pada tahun 1990-1998. Reputasinya terus meningkat, karena dengan gigih berani menuntut kasu-kasus besar seperti kekerasan geng, perdagangan narkoba dan pelecehan seksual.
| Baca juga: Rey Mbayang Peringatkan Rizky Billar soal Batasan dengan Dinda Hauw
Tahun demi tahun, karier Kamala semakin melejit. Pada tahun 2004 ia dipromosikan menjadi jaksa wilayah. Enam tahun kemudian, Kamala menjadi jaksa agung California. Ia jadi perempuan Afro-Amerika pertama yang duduk dalam jabatan penegak hukum tertinggi di negara bagian.
Ia terkenal sebagai sosok yang tangguh, independen dan berani menunjukkan kebebasannya dari tekanan politik. Salah satu contoh ketangguhannya adalah berani mengabaikan tekanan administrasi Presiden Amerika Serikat kala itu Barack Obama.
Saat itu Barrack Obama memintanya untuk menyelesaikan gugatan nasional terhadap pemberi pinjaman hipotek karena praktik yang tidak adil.
Tags:Kamala Harris Kisah