By: Nadhirul
30 August 2018

Kapur barus dan wewangian kimiawi, juga tidak diperbolehkan dalam tahapan ini. Hal tersebut dikarenakan, zat yang dikandung oleh kapur barus bisa merusak batik.

Media penyimpanan

“Saya lebih prefer pake lemari yang terbuat dari kayu daripada logam,” cerita Yohannes. Hal ini disebabkan karena lemari berbahan logam, bisa memberikan efek buruk bagi batik.

Widianti memiliki cara yang berbeda. Ia memilih kontainer plastik untuk menyimpan berbagai koleksinya.

“Saya simpel, saya masukin ke kontainer plastik per bagian. Motif ini satu kontainer, motif ini satu kontainer atau (saya bedakan) per generasi,” ceritanya.

2 hal penting yang harus diperhatikan

Batik sangat sensitif terhadap dua hal, yaitu kelembaban dan ancaman ngengat. Untuk itu, kain ini haruslah dikeluarkan dari penyimpanan, minimal 3-4 bulan sekali, untuk diangin-anginkan. Ini merupakan upaya untuk menghilangkan kelembaban, yang mengancam batik itu sendiri.

Baca juga: Menilik Harga 7 High Heels Syahrini yang Mencapai Puluhan Juta

Sedangkan untuk menghindari serangga yang merusak, bisa dengan meletakkan beberapa bahan alami seperti akar wangi, merica, ratus, ataupun cengkeh.

“Untuk menghindari ngengat pada waktu kita menyimpan di lemari. Kita bisa naruh ada beberapa macam. Pertama akar wangi. Itu ngengat tidak suka. Merica yang masih dalam bentuk bulat-bulat gitu. Ada 15 biji, nanti dimasukkan ke kain kasa, lalu ditaruh di sekitarnya. Atau kadang-kadang juga pake ratus, dibungkus kain atau dalam plastik yang dilubangi. Terus diletakkan di pojok-pojok,” kata Yohannes.

Hindarkan dari paparan cahaya lampu yang terlalu kuat

Tak hanya sinar matahari yang bisa merusak batik, cahaya lampu yang terlalu kuat pun, bisa memberikan dampak buruk bagi kain tersebut. Untuk itu, beberapa kolektor memilih untuk melapisi batiknya dengan kain hitam, sebelum diletakkan di tempat penyimpanan.

Tags:

Leave a Reply