Fakta Naomi Osaka: Isu Gangguan Mental

Beberapa bulan lalu, Naomi sempat viral, bukan karena prestasinya, melainkan isu kesehatan mental. Naomi memutuskan menarik diri dari Prancis Terbuka, dan itu disampaikan melalui akun Twitter-nya.
Dilansir dari CNN.com, Naomi mengatakan keputusan itu diambil karena dia menderita depresi berkepanjangan pasca kemenangan Grand Slam, tahun 2018. Karenanya dia menyatakan ingin mengambil waktu demi menenangkan diri.
Selain mundur dari turnamen, Naomi juga tidak mengikuti konferensi media apapun selama Prancis Terbuka. Naomi pun didenda USD15 ribu (Rp 217 juta). Dia hanya berharap denda itu bisa didonasikan untuk kesehatan mental.
Keputusannya itu pun mengundang kontroversi. “Saya mencintai media, tapi saya tidak menyukai semua konferensi media,” tulis Naomi.
“Tapi ini hanya menurut saya pribadi, bukan pendapat pemain lain. Saya percaya kita bisa membuatnya lebih baik. Atlet juga manusia. Tenis adalah profesi istimewa kami dan tentu saja ada komitmen di luar lapangan,” imbuhnya.
It’s OK Not to Be OK

Hujatan dan cibiran memang nggak enak, namun Naomi belajar banyak. Dalam wawancara dengan majalah Time, dia menjelaskan, semua itu membawa hikmah.
“Hidup adalah petualangan. Pengalaman kemarin memberi banyak pelajaran. Pelajaran pertama, kita nggak pernah bisa menyenangkan semua orang. Pelajaran ke dua, apapun yang terjadi akan memperkaya hidup kita,” katanya.
“Percaya atau tidak, saya ini introvert dan tidak suka sorotan. Saya selalu mencoba mendorong diri saya untuk bicara atas apa yang saya yakini benar, tapi itu sering kali harus dibayar dengan kecemasan yang besar. Saya harap orang-orang dapat memahami. It’s OK untuk tidak OK dan tidak apa-apa untuk membicarakannya. Michael Phelps bilang bahwa dengan berbicara, mungkin saya telah menyelamatkan satu jiwa. Jika benar, semua itu sepadan,” tegasnya.*
Tags:Naomi Osaka Olimpiade Tokyo