Fenomena puluhan anak cuci darah ramai menjadi perbincangan masyarakat Indonesia belum lama ini. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, tercatat ada 60 anak-anak berusia rata-rata 12 tahun ke atas yang menjalani perawatan cuci darah.
Perlu diketahui, ginjal menjadi salah satu organ dalam penting yang berguna untuk membersihkan darah dari senyawa beracun sebelum dialirkan ke seluruh tubuh.
Organ yang berbentuk menyerupai kacang itu mampu menjaga keseimbangan asupan cairan dan membuang hasil metabolisme tubuh yang tidak diperlukan melalui urine.
| Baca Juga : Puluhan Anak Cuci Darah di RSCM, Ternyata Ini Penyebabnya
Lantas apa penyebab dari maraknya anak-anak di usia yang terbilang masih sangat muda menderita kerusakan ginjal?
Dokter sekaligus aktris Lula Kamal, menjelaskan beberapa penyebab fenomena itu saat hadir di acara FYP yang tayang Senin (5/8).
Dokter Lula membedakan pasien menjadi dua kategori, yakni anak-anak dan remaja. Untuk kasus anak-anak sering disebabkan karena adanya penyakit bawaan sejak lahir.
“Untuk anak yang masih kecil banget. Ada yang disebabkan karena penyakit autoimun, lupus, atau bawaan dari lahir memang bermasalah. Ada juga yang karena infeksi seperti nefritis atau peradangan-peradangan pada ginjal yang membuatnya jadi rusak,” jelas dokter yang menempuh pendidikan S1 Kedokteran di Universitas Trisakti itu.
| Baca Juga : Sering Makan Ayam Goreng Krispi, Bocah di Taiwan Cuci Darah Seumur Hidup
Berbeda dengan anak remaja yang berusia 12 tahun keatas. Penyakit ginjal bisa disebabkan oleh pola makan dan minum yang sering disepelekan. Apalagi di usia itu, anak biasanya sudah bisa menentukan mau mengonsumi apa pun tanpa persetujuan orang tua.
Menurut dr. Lula, pola minum yang sembarangan dan tanpa memperhatikan komposisi akan sangat berpengaruh pada fungsi ginjal.
“Pola minum yang orang suka nggak diperhatikan. Akhirnya itu jadi bikin hipertensi, diabetes, masuk semua penyakit lewat situ,” katanya.
Salah satu yang sering diabaikan oleh masyarakat adalah kandungan gula dalam makanan atau minuman, terlebih pada produk untuk anak-anak.
Susu formula atau UHT misalnya. Dokter Lula menyebut ada beberapa merek yang justru kandungan gulanya hampir separuh dari komposisi lain.
| Baca Juga : BPOM Temukan Jajanan Pasar Mengandung Zat Pemicu Kanker
“Susu formula aja itu harus dicek gulanya ada berapa banyak. Ada susu yang mahal ternyata gulanya 40 persen. Kita minum gula dong berarti,” ucap si dokter.
Oleh karena itu, dia menekankan pada orang tua untuk selalu mengawasi jumlah gula yang masuk ke tubuh anak. Selain itu, penting untuk ibu dan ayah selalu mengecek kandungan apa saja di makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Tak hanya susu, minuman lain seperti jus buah atau madu tanpa disadari juga bisa menjadi salah satu penyebab kerusakan ginjal.
“Kita sekarang harus mengajak orang tuanya untuk lebih pintar, baca komposisi. Seperti produk madu, tahu nggak sih ternyata madunya cuma 10 persen, sisanya gula. Banyak orang mikir itu kan syifa, obat, diminumin itu madunya,” imbuhnya.
Terakhir, Dokter Lula menyarankan kepada anak muda untuk berani melakukan pemeriksaan rutin seperti tensi darah dan cek gula ke puskesmas atau rumah sakit sebagai bentuk kesadaran dini menghindari kerusakan ginjal. (*)
Tags:Anak Cuci Darah Cuci Darah Dokter Lula Kamal gagal ginjal Lula Kamal RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo