Rasa duka masih menyelimuti keluarga Devi Karmawan (27), mayat yang ditemukan di dalam toren air di kawasan Gang Samid Sian, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada, Senin (27/05) petang.

Rasa haru tersebut begitu jelas terasa ketika ibu Devi, Darmanti (55) menceritakan apa yang dia ketahui perihal kematian anaknya tersebut. Suaranya pelan, dan matanya saat itu penuh rasa duka dan kecewa terhadap pemberitaan yang menyebut bahwa anaknya seorang bandar narkoba.

“Terlepas dibilang kalau anakku bandar, mungkin kalau aku bandar aku punya uang. “ini mah duit”, lah aku sebagai orangtuanya “duit dari mana nak? Kok kamu punya uang?” gitu kan,” ucap Darmanti ketika ditemui secara langsung di kediamannya di kawasan Gang Samid Sian, Sabtu (01/06) lalu. 

“Setau aku ya, aku juga gak bela anak, setau aku anakku itu kalau kerja alhamdulillah aku selalu tau,” sambungnya.

| Baca Juga: Anak Pemilik Toren Berisikan Mayat Alami Perundungan

Ketika itu, Darmanti juga sempat membenarkan bahwa Devi memang sempat mencicipi narkotika, akan tetapi dia menentang keras bahwa anaknya merupakan seorang bandar.

Ibu dan Devi yang merupakan korban mayat dalam toren. (Foto: Dok. Pri)

Ibu dan Devi yang merupakan korban mayat dalam toren. (Foto: Dok. Pri)

“Kalau pemakai, ya namanya diajak ya, kan ada pepatah kalau berteman dengan tukang ikan ya otomatis kecipratan basah, kalau berteman dengan tukang bunga ya ikut wangi, sama ustadzah ya sholeh,” paparnya.

“Kalau masalah pengguna sih pakai gak pake, aku mah namanya dia bergaul begitu mungkin nyicip-nyicip. Kalau masalah itu aku gak ngebela anak, cuman yang disebut bandar itu bener-bener gak diterima,” imbuhnya. 

Menurutnya, bukan anaknya yang harus diantisipasi oleh kepolisian melainkan Aziz, Dwi, dan Pery alias Perong yang diketahui kerap keluar masuk lapas.

Darmanti juga mengakui bahwa, keresahan warga sekitar rumah kosong yang disebut Aziz sebagai rumah Devi alias Depoy tempat transaksi narkoba berasal dari ketiganya yang dibenarkan oleh ibu Devi kerap berkumpul di rumah tersebut.

“Yang namanya ibu-ibu, ada satu ibu-ibu khawatir juga, “haduh haduh haduh, gua pusing juga deh mpok, si itu (Dwi, Peron, Aziz) udah keluar (lapas)”,” ucap Darmanti.

| Baca Juga: Penemuan Mayat di Toren Pondok Aren Dibunuh? Ini Faktanya

Pihak kepolisian melalui Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq bahkan sempat mengonfirmasi bahwa Aziz, Dwi, dan Perong memang kerap keluar masuk lapas.

“Ada (catatan kriminal), itu si perong si aziz orang yang saya tangkap ini kan mantan lapas semua, udah lulusan makanya disebutin jaringan lapas,” ungkap Bambang ketika dihubungi pada, Senin (03/05) sore.

Di lain sisi, Bambang mengungkap bahwa Devi alias Depoy tidak memiliki catatan kriminal. Meskipun begitu, Bambang tetap memasukan nama Devi alias Depoy ke dalam daftar pencarian orang (DPO) Polsek Pondok Aren.

Keterangan tersebut berlandaskan dari keterangan Aziz yang mengatakan bahwa, dia mengambil narkotika yang ingin dia edarkan dari rumah tempat milik Devi. Aziz juga bahkan menyampaikan, Devi adalah orang yang mengatur mantan narapidana tersebut.

“Selama ini saya belum pernah, belum ada catatan yang pasti itu adalah DPO kami” ujar Bambang.

“Ya, belum ada tapi berdasarkan keterangan dari aziz ngambilnya barang sama dia, di tempat,, dia yang atur” ucapnya kembali menegaskan.

| Baca Juga: Heboh! Penemuan Mayat di Toren, Airnya Sempat Dipakai Nyuci-Mandi

Diketahui juga bahwa Devi Karmawan alias Depoy ditemukan meninggal di dalam toren air milik Sutrisno (46) yang diduga merupakan bandar narkoba. Hal tersebut juga menjadi temuan pihak kepolisian setelah sebelumnya berhasil mengamankan Abdul Aziz (AA), Jumat (23/05) lalu yang merupakan kurir narkotika.

Sebelum diamankan, AA diketahui sempat bertemu dengan DK. Setelah itu, barang langsung diberikan kepada P di rumah kosong yang katanya disebut sebagai rumah Depoy.

“Setelah sabu diambil oleh si AA, langsung diberikan kepada P di tempat Depoy. Jadi, sabu yang 50 gram itu dipecah di rumah kosong yang katanya rumah Depoy, beralamat di Jalan Said Mian, RT 03/01, Kelurahan Pondok Aren, Kecamatan Pondok Aren,” kata Bambang, Rabu (29/05) lalu.

Sembari memecah 50 gram sabu tersebut menjadi kemasan kecil, para terduga tersangka yaitu AA, Depoy, P, dan Dwi yang kini masih menjadi daftar buronan kepolisian menggunakan narkotika tersebut secara bersama-sama.

| Baca Juga: Viral! Pelecehan Ibu ke Anak Balita, Polisi Lakukan Penyelidikan

Setelah mereka bubar dari tempat Depoy, dilakukannya proses penangkapan terhadap AA di Pondok Aren.

“AA lalu mengarahkan ke rumah Depoy yang kosong ini, sebagai tempat terakhir bertemu P, Dwi, dan Depoy. Lalu, pada hari Sabtu, 25 Mei 2024, sekitar jam 22.50 atau sekitar jam 11 malam, petugas menuju rumah yang dimaksud, namun saat itu kondisi rumah atau kontrakannya kosong, akhirnya petugas kembali lagi,” ujar Bambang,

Setelahnya, pada, Senin (27/05) sore, Depoy ditemukan telah meninggal di toren milik Sutrisno yang berjarak tidak jauh dari rumah yang dimaksud oleh AA. 

Sementara mengenai penyebab DK bisa berada di toren juga telah diungkap oleh pihak kepolisian. DK diduga masuk ke dalam toren dengan maksud untuk melarikan diri dari kejaran aparat kepolisian.

Bambang bahkan sempat mengatakan bahwa, DK mengalami halusinasi seusai pemakaian narkotika yang menyebabkan ketakutan berlebih. Karena dampak dari narkotika tersebut, DK nekat untuk bersembunyi di Toren hingga kehabisan nafas dan meninggal.

“Dugaan kami sementara yang bersangkutan kehabisan napas di dalam toren,” katanya, Rabu (29/05) lalu. (*)

Tags:

Leave a Reply