By: Azharul Hakim
4 December 2025

| Baca Juga : Terjun ke Aceh, Zaskia Adya Mecca Ungkap Kisah Pilu Penyintas Banjir

Dalam kasus ini, batang otak anak masih berfungsi. Anak bisa bernapas spontan dan memiliki refleks menelan, batuk, serta bersin. Namun tanpa otak besar, tidak ada kemampuan kognitif maupun motorik. Kondisi kulit kepala yang menutupi kantong herniasi juga rapuh dan tidak memiliki akar rambut. “Di beberapa kasus luar negeri, kantong bisa kempes. Tapi tetap saja anak membutuhkan bantuan penuh,” jelasnya.

Kelainan ini termasuk defek tabung saraf (neural tube defect). Kekurangan asam folat pada periode sebelum konsepsi hingga trimester pertama merupakan faktor risiko terbesar. “Di negara maju, konsumsi asam folat diwajibkan bahkan sebelum menikah. Kita juga mengarah ke sana,” ujar dr. Arifin.

Selain nutrisi, infeksi awal kehamilan, demam tinggi berulang, penggunaan obat sembarangan, jarang kontrol, atau tinggal jauh dari layanan kesehatan juga meningkatkan risiko. Dalam kasus ini, ibu bayi tidak mengetahui dirinya sedang hamil ketika mengalami demam tinggi dan meminum obat. Dia juga tidak rutin mengonsumsi vitamin kehamilan maupun melakukan USG.

| Baca Juga : Anniversary ke-12, Fakta Menarik Kisah Cinta Surya Insomnia dan Tyara Renata

Dengan kontrol teratur, kelainan ini dapat terdeteksi sejak trimester pertama. “Melalui USG, dokter dapat melihat struktur tulang kepala, ukuran otak, serta apakah ada jaringan yang menonjol. Pada kondisi berat, ketidakhadiran tempurung kepala dan otak besar terlihat jelas,” katanya.

Meski kondisi sangat kompleks, anak ini mampu bertahan berkat kesungguhan keluarga. “Orang tua merawat penuh, keliling ke banyak tempat, tidak menyerah. Itu sebabnya anak ini bisa bertahan sampai dua tahun lebih,” ujar dr. Arifin.

Namun kondisi seperti ini menuntut keteguhan mental, dukungan sosial, dan biaya yang tidak sedikit. Anak tidak dapat duduk, bergerak, atau menopang tubuh tanpa bantuan. Dia harus dimandikan dengan hati-hati, diberi makan dengan pengawasan ketat, dan dijaga dari infeksi kulit maupun luka.

“Secara medis, kita sudah lakukan apa yang bisa dilakukan. Berikutnya, keputusan besar ada di tangan keluarga,” tutupnya. (*)

Tags:

Leave a Reply