By: Agnes
4 June 2025

Grup komedi GJLS yang beranggotakan Rigen Rakelna, AnantaRispo, dan Hifdzi Khoir, debut ke layar lebar lewat film berjudul ‘GJLS: Ibuku Ibu-Ibu’. Di film ini, mereka mengusung semangat komedi yang absurd namun menghangatkan hati.

Sutradara, Monty Tiwa menginginkan mereka tampil sebagai diri sendiri di film tersebut dan menjadi karakter-karakter sebagaimana mereka perankan di podcast maupun video konten.

Hifdzi sebagai MC dangdut, Rispo dengan dunia sendiri yang kerap terjerat pinjol dan judi online serta Rigen sebagai pawang hujan.

Meski begitu mereka tetap membutuhkan pendalaman karakter. Bahkan tak jarang menemukan kesulitan juga. Rigen misalnya, awalnya ia sulit menerima cerita tentang ibu meninggal, terus bapaknya nikah lagi dan usia calon ibu tirinya jauh lebih muda dari dia.

| Baca Juga:

“Jadi gue kayak ini harus gimana emosinya, gue enggak pernah ngerasain hal itu jadi lebih ke emosi yang dibangunnya,” kata Rigen saat ditemui di kawasan Senayan, Selasa (3/5/2025).

Rispo juga mengungkap, membangun hubungan antar karakter sebagai kakak-adik cukup menjadi tantangan baginya dalam film ini.

“Jadi gue bagaimana memposisikan diri ya gimana ini kakak harus jadi yang lebih bijak, adek yang agak sedikit ngerepotin,” katanya.

Sementara, bagi Hifdzi dalam memerankan karakter tidak terlalu jauh dari kehidupan pribadi karena pernah mengalami posisi yang sama yaitu kehilangan ibu. Namun tantangan yang dihadapinya justru dari rekan sendiri, yakni Rispo.

| Baca Juga:

Film produksi Amadeus Sinemagna bersama Legacy Pictures itu dibintangi langsung oleh tiga personel GJLS, yaitu Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir, yang dikenal lewat konten podcast dan video komedi mereka.

Dalam film itu juga ada Luna Maya, Nadya Arina, Bucek Deep, hingga Umay Shahab dan Prilly Latuconsina tampil sebagai cameo.

Dalam film yang akan tayang di bioskop mulai 12 Juni 2025, mereka berperan sebagai tiga bersaudara yang berusaha menggagalkan rencana ayah mereka untuk menikah lagi setelah sang ibu meninggal.

Cerita menjadi semakin rumit karena calon ibu tiri mereka justru jauh lebih muda dari salah satu anaknya.

GJLS, yang merupakan singkatan dari Geng Jarang Laki-Laki Santuy, terbentuk secara spontan. Ketiga anggotanya,
membuat konten, yang awalnya hanya iseng-iseng saja.

| Baca Juga:

Mereka pernah merilis film pendek yang tayang di youtube mereka berjudul ‘Kuyup’ pada 2020 yang cukup ramai ditonton di media sosial dan direview oleh pengulas film.

Sutradara Monty Tiwa mengungkapkan pengalaman uniknya saat menggarap film ‘GJLS: Ibuku Ibu-Ibu’. Menurut Monty, proses syuting bersama trio komedi GJLS penuh dengan bloopers dan kekacauan yang justru menjadi bagian keajaiban di balik layar.

“Syuting bareng GJLS itu kayak nongkrong di warung kopi, script bisa berubah tiap 5 menit, dan bloopers lebih banyak dari take yang benar,” ujar Monty Tiwa.

Syuting bloopers adalah rekaman atau momen-momen saat proses pengambilan gambar menunjukkan kesalahan, kekeliruan, atau kejadian lucu yang tidak sesuai dengan naskah atau rencana.

Ia menjelaskan, suasana kerja yang santai dan spontan membuat banyak adegan tak berjalan sesuai rencana, namun hal itu justru menambah keseruan dan energi positif selama produksi.

Monty menilai kekonyolan dan spontanitas trio GJLS itulah yang membuat film ini terasa hidup dan jujur.

“Mereka absurd, tapi penuh semangat. Saya dan kru ketawa setiap hari selama syuting,” tambah Monty. (*)

Tags:

Leave a Reply