By: Naomi Nilawati
3 December 2025

NYATA MEDIA — Banyak wanita bertanya-tanya mengapa lemak di paha, pinggul, atau lengan lebih sulit hilang meski sudah berolahraga dan menjaga makan. Menurut dr. Ide Bagoes Insani, hal ini terjadi karena cara tubuh wanita menyimpan lemak secara fisiologis dan hormonal berbeda dengan laki-laki.

Ia menjelaskan, “Kalau laki-laki itu kalau gemuk biasanya di area sentral, perut. Perempuan beda. Obesitas pada perempuan itu perifer, artinya lebih menyeluruh. Makanya seringnya di pantat, paha, dan pinggul.”

Karena pola penyimpanan lemak ini, beberapa bagian tubuh wanita memang lebih sulit mengecil hanya dengan diet dan olahraga. Lemak di area tertentu dapat menjadi lebih “membandel” dan mengganggu bentuk tubuh maupun kesehatan. Selain memengaruhi kepercayaan diri, lemak berlebih juga meningkatkan risiko sindrom metabolik, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan fungsi tubuh.

Di sinilah teknologi laser-assisted liposuction hadir sebagai solusi medis yang lebih modern untuk membantu mengatasi lemak membandel dengan aman.

| Baca Juga: Kebiasaan Kecil Sehari-Hari yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan Secara Efektif

Laser-assisted liposuction adalah prosedur sedot lemak yang menggunakan bantuan teknologi laser. Kehadiran laser membuat proses pencairan lemak berlangsung lebih cepat sekaligus membantu kulit kembali mengencang. Seperti dijelaskan dr. Ide, “Kuncinya adalah liposuction yang digabungkan dengan energy-based device. Kami menggunakan laser 1470 nanometer.”

Teknologi ini memberikan dua manfaat utama. Pertama, lemak menjadi lebih mudah disedot karena laser terlebih dahulu melunakkannya. “Laser itu sudah melunakkan lemak dulu, jadi effort yang diperlukan lebih kecil,” ujar dr. Ide di Jakarta baru-baru ini.

Kedua, kulit dapat mengikuti perubahan bentuk tubuh dengan lebih baik setelah lemak diambil. “Kulit bisa langsung mengenggam ke bawahnya, pengecangan kulit makin baik dibanding liposuction konvensional,” kata Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruktif dan Estetik RS Pondok Indah – Pondok Indah itu.

Karena kombinasi inilah laser-assisted liposuction tidak menimbulkan kulit bergelambir seperti yang kerap terjadi pada metode sedot lemak konvensional.

| Baca Juga: 5 Artis Indonesia yang Pernah Menjalani Sedot Lemak

Siapa yang Tidak Boleh Menjalani Prosedur Ini?

Meskipun laser-assisted liposuction tergolong aman, tidak semua orang dapat menjalaninya. Menurut dr. Ide, “Keamanan pasien itu nomor satu.”

Karena itu, setiap calon pasien akan melalui proses penyaringan terlebih dahulu, mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium untuk menilai fungsi organ dan komponen darah, rekam jantung, konsultasi dengan dokter penyakit dalam dan jantung, hingga persetujuan dari dokter anestesi.

Ada beberapa kondisi yang membuat prosedur ini tidak dapat dilakukan. Yang pertama, pada ibu menyusui, dr. Ide menegaskan, “Saya tidak pernah melakukan prosedur kepada ibu menyusui. Prioritas utamanya adalah bayinya dulu.”

Prosedur ini juga tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki penyakit tidak terkontrol, termasuk hipertensi, diabetes, penyakit jantung, riwayat stroke berat, maupun pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.

Pada ibu hamil, tindakan ini sama sekali tidak diperbolehkan. “Kalau hamil sudah pasti tidak dilakukan,” ujarnya.

Apabila seluruh kondisi kesehatan dinyatakan optimal, barulah prosedur dapat dilakukan dengan aman.

Begitu kesehatan pasien terkonfirmasi siap, perhatian kemudian beralih pada satu faktor penting lainnya, yaitu elastisitas kulit. Setiap orang memiliki kondisi kulit yang berbeda, dan seiring bertambahnya usia, elastisitas kulit juga berubah. Dr. Ide menjelaskan bahwa kulit yang masih sangat muda cenderung lebih kencang, sedangkan kulit pada usia yang lebih matang mengalami penurunan kekencangan. Namun, teknologi laser dalam prosedur ini membantu mengimbangi perbedaan tersebut sehingga kulit tetap dapat mengencang dengan baik setelah lemak diambil.

Mengenai hasil pengurangan lemak, dr. Ide menggambarkannya sebagai proses bertahap yang terus membaik selama pasien menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Ia menambahkan bahwa pemantauan melalui pemeriksaan komposisi tubuh dapat membantu pasien melihat perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah tindakan, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mempertahankan pola hidup yang baik.

Tentang kemungkinan pengulangan prosedur, dr. Ide menjelaskan bahwa tindakan ini sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering. Bila prosedur dilakukan dengan benar, biasanya tidak diperlukan pengulangan. Namun, bila area tubuh yang ingin ditangani berbeda, tindakan dapat dilakukan tanpa harus menunggu lama, selama kondisi kesehatan pasien tetap memungkinkan.

| Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Blush On yang Cocok untuk Setiap Warna Kulit

Bagi pasien yang mengalami penurunan berat badan ekstrem, tantangannya sering kali bukan lagi soal lemak, melainkan kelebihan kulit. Dalam kondisi seperti ini, liposuction bukanlah pilihan utama. Seperti dijelaskan dr. Ide, “Problemnya bukan lemak lagi, tapi skin excess. Tidak cocok liposuction. Yang cocok excisional surgery, kulitnya langsung dibuang.”

Namun, bila masih terdapat bagian tubuh yang menyimpan lemak menonjol, liposuction tetap dapat dikombinasikan dengan tindakan pembedahan kulit sehingga hasilnya lebih optimal.

Untuk mempersiapkan prosedur, pasien hanya memerlukan persiapan yang sederhana, yakni menjalani masa puasa makan dan minum sesuai anjuran medis. Setelah tindakan selesai, pasien dapat menjalani perawatan singkat di rumah sakit atau bahkan langsung kembali ke rumah.

Dr. Ide menyampaikan bahwa pemulihan berlangsung cepat sehingga aktivitas harian dapat dilakukan seperti biasa, “Besoknya sudah ngantor lagi. Cuma pakai korset aja.” Penggunaan korset tetap diperlukan selama masa pemulihan, namun tanpa pembatasan aktivitas berat yang berlebihan.

Mengenai kekhawatiran apakah lemak dapat kembali, dr. Ide menjelaskan bahwa hal ini sangat bergantung pada gaya hidup pasien. “Liposuction bukan untuk menurunkan berat badan atau menggantikan olahraga. Ini hanya trigger awal untuk mencapai hidup sehat,” kata dr. Ide.

Karena itu, menjaga pola makan, mempertahankan aktivitas fisik, dan menjaga kestabilan berat badan menjadi langkah penting setelah tindakan. Pemantauan melalui pemeriksaan komposisi tubuh membantu pasien melihat perubahan yang sudah dicapai, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mempertahankan hasil yang telah diperoleh.

Tips Aman Memilih Dokter Bedah Plastik

Dr. Ide menegaskan pentingnya memilih tenaga medis yang tepat.

1. Pilih dokter yang kompetensinya jelas

“Kalau terjadi risiko, dokter kompeten tahu cara mengatasinya.”

2. Pilih fasilitas kesehatan yang mengutamakan patient safety

“Pasien harus divalidasi dengan prosedur yang sesuai standar.”

3. Alat harus bersertifikat internasional

Tidak boleh sembarangan, harus tersertifikasi dan aman.

4. Jangan tergiur promosi berlebihan

“Dokter tidak boleh mengiming-imingi diskon. Peran kami adalah edukasi, bukan jualan.”

Laser-assisted liposuction dapat menjadi solusi untuk lemak yang sulit hilang, terutama pada bagian tubuh yang memang cenderung menyimpan lemak pada wanita. Teknologi laser membantu membuat proses lebih aman, hasil lebih baik, dan kulit tetap kencang.

Namun hasilnya akan bertahan jika disertai perubahan gaya hidup. Seperti kata dr. Ide,“Tujuan kami bukan supaya pasien sebanyak-banyaknya lipo, tapi agar pasien mendapatkan manfaat dan pemahaman yang betul.” (*)

Tags:

Leave a Reply