By: Nadiah Sekar Ayuni
2 October 2025

NYATA MEDIA — Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan kain batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Tanggal tersebutlah kemudian ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Pada umumnya, batik Indonesia diklasifikasikan berdasarkan teknik pembuatan serta asal daerah dan coraknya. Tidak heran jumlah pasti motif batik di Indonesia masih belum bisa ditentukan hingga kini.

Namun diperkirakan, jumlahnya mencapai ribuan. Karena selain asal daerah, setiap pembatik biasanya juga memiliki motif khasnya tersendiri.

Memperingati Hari Batik Nasional, mari mengenal motif dan asal daerah batik Indonesia, dilansir dari berbagai sumber.

| Baca Juga: Dari Batik ke Streetwear, JF3 2025 Tunjukkan Fashion Bukan Sekadar Gaya

Batik Pintu Aceh (Sabang, Aceh)

Batik Pintu Aceh (Foto: Dok. Shutterstock)

Batik Pintu Aceh (Foto: Dok. Shutterstock)

Seperti namanya, motif ini terinspirasi dari arsitektur Aceh. Tepatnya bentuk pintu bangunan tradisional Pinto Khop  yang pendek, padahal dalam ruangannya sangat luas.

Hal tersebut menunjukkan karakteristik orang-orang Aceh, yaitu rendah hati, sabar, berhati luas, dan bersedia menerima kritik.

Motifnya sering dikombinasikan dengan kekayaan alam Aceh. Sementara itu warna yang digunakan cenderung kontras dan berani, seperti merah, kuning, hijau, dan merah muda.

Batik Mega Mendung (Cirebon, Jawa Barat)

Motif  Mega Mendung (Foto: Instagram/batik_dewi_crb)

Motif  Mega Mendung (Foto: Instagram/batik_dewi_crb)

Mega Mendung merupakan salah satu batik yang paling dikenal. Motifnya berupa garis melengkung horizontal dalam 5-7 lapis yang berbentuk awan. Warna yang digunakan umumnya biru dengan gradasi warna gelap, sehingga serupa dengan artinya, awan mendung.

Batik satu itu memiliki arti yang mendalam. Awan mendung melambangkan sifat seorang pemimpin yang tenang, berwibawa, menenangkan, dan mampu mengayomi.

| Baca Juga: Gaya Unik Doja Cat, Jadi Lipstik di Acara Brand Kosmetik

Motif tersebut juga sering dikaitkan dengan akulturasi budaya Tiongkok (China). Dalam kepercayaan Taoisme, awan melambangkan ketuhanan.

Batik Gentongan (Madura, Jawa Timur)

Salah satu batik nasional dari Madura (Foto: Dok. Batik Prabuseno)

Salah satu batik nasional dari Madura (Foto: Dok. Batik Prabuseno)

Motif batik Gentongan memiliki unsur-unsur kekayaan flora dan fauna yang digambar bebas tanpa ada pakem yang kaku. Umumnya kekayaan alam yang digunakan adalah kembang randu, sik melaya, serta sabut pohon kelapa.

Batik tersebut memiliki warna yang cerah, seperti merah (berani), biru (laut yang luas), hijau (kesuburan alam), serta kuning (kemakmuran).

Proses pewarnaan batik tersebut dilakukan dengan cara merendam kain dalam gentong yang besar. Maka dari itu namanya Batik Gentongan.

Batik Benang Bintik (Kalimantan Tengah)

Motif Benang Bintik batang garing (Foto: Dok. Pariwisata Indonesia)

Motif Benang Bintik batang garing (Foto: Dok. Pariwisata Indonesia)

Batang garing menjadi motif sentral dalam Batik Benang Bintik. Pohon tersebut melambangkan hubungan secara vertikal antara Tuhan dengan manusia dan horizontal tentang keharmonisan manusia.

Selain batang garing, ada unsur lain dalam batik tersebut. Misalnya naga (kekuatan), balanga (kekayaan), tombak (petunjuk jalan), serta kelakai (kehidupan).

Warna dasar batik tersebut umumnya menggunakan warna cerah seperti merah, kuning, atau hijau. Sementara warna hitam dan cokelat digunakan untuk mempertegas motif.

| Baca Juga: Cinta Laura Bawa Kebaya dan Batik Mendunia di Cannes 2025

Batik Cendrawasih (Merauke, Papua)

Motif Burung Cendrawasih dari Papua (Foto: Dok. Istimewa)

Motif Burung Cendrawasih dari Papua (Foto: Dok. Istimewa)

Sama seperti namanya, motif batik tersebut memiliki gambar Burung Cendrawasih. Umumnya, dia akan dikombinasikan dengan unsur lain berupa ornamen khas Papua, seperti alat musik Tifa, patung ukir, maupun kekayaan alam lain.

Burung Cendrawasih sendiri melambangkan surga yang menjadi penghubung bumi dan langit. Ekornya yang indah berarti keberanian dan kemuliaan.

Warna-warna yang digunakan dalam batik tersebut biasanya adalah biru, hijau, merah, serta kuning keemasan. (*)

Tags:

Leave a Reply