By: Agnes
2 October 2025

NYATA MEDIA — Sebagian orang percaya bahwa kanker payudara hanya bisa dikenali lewat munculnya benjolan. Padahal, menurut dr. Nina I.S.H. Supit, Sp.Rad (K), ada banyak tanda lain yang harus diwaspadai.

“Keluhan seperti payudara terasa keras, nyeri yang tidak biasa, atau keluarnya cairan abnormal dari puting juga bisa menjadi indikasi adanya masalah. Jadi jangan tunggu ada benjolan dulu baru periksa,” tegas dr. Nina saat diskusi ‘Early Detection is Love in Action’ di Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2025).

Jika mengalami gejala seperti itu, maka dr Nina menyarankan agar segera melakukan pemeriksaan. Mammografi dikenal sebagai pemeriksaan paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara. Bahkan, kelainan kecil yang tidak terlihat di USG atau MRI bisa jelas terlihat dalam mammogram.

“Akurasi mammografi mencapai 98%. Dengan teknologi terbaru seperti tomosintesis 3D, gambar payudara dipotong menjadi lapisan tipis-tipis, seperti irisan roti. Dengan cara ini, tumor sekecil 0,2 cm pun bisa terdeteksi jelas. Hampir tidak ada kelainan yang bisa bersembunyi,” jelas Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi ini.

| Baca Juga: Rahasia Rambut Lebat dan Hitam, Puteri Indonesia 2025 Firsta Yufi Amarta Putri

Bagi perempuan usia 40 tahun ke atas, mammografi sebaiknya dilakukan rutin saat medical check-up. Sedangkan untuk usia di bawah 40 tahun, USG payudara biasanya sudah cukup.

Salah satu ketakutan terbesar pasien adalah proses kompresi atau ‘jepit’ pada mammografi. Namun, teknologi baru membuat prosedur ini jauh lebih nyaman.

“Sekarang pemeriksaannya hanya butuh sekitar 5 detik sekali ambil gambar. Mammomat B Briliant, dilengkapi sensor, sehingga tekanan bisa menyesuaikan. Banyak pasien kaget karena prosesnya cepat dan tidak sesakit bayangan mereka. Bahkan ada yang bilang, ‘Hah, sudah selesai, dok?’” ujar dr. Nina sambil tersenyum.

Bagaimana dengan Radiasi?

Tak sedikit pasien masih khawatir akan paparan radiasi dari mammografi. Namun, dr. Nina menegaskan dosis radiasi sangat rendah, hanya 0,4–0,7 milisievert per pemeriksaan—setara dengan paparan radiasi alami selama beberapa minggu.

“Kalau dibandingkan dengan foto rontgen dada atau CT scan, dosis mamografi jauh lebih kecil. Alat ini memang didesain khusus dengan batas dosis rendah, sehingga aman digunakan,” tambahnya.

| Baca Juga: Waspada Keracunan, Ini Tips Mengenali Makanan yang Tidak Layak Konsumsi

Tags:

Leave a Reply