By: Agnes
2 June 2024

Selain itu, Yayasan SAPDA melalui CATAHU Kekerasan Berbasis Gender dan Disabilitas (KBGD) 2022 melaporkan 81 KBGD sepanjang tahun, di mana perempuan tuli adalah penyintas terbanyak, yaitu 31 kasus, disusul penyandang disabilitas mental sebanyak 22 kasus.

Kondisi ini mendorong Nissi Taruli Felicia dan teman-temannya untuk mendirikan komunitas FeminisThemis sejak 2021.
Sebagai perempuan tuli yang aktif memberikan advokasi dan edukasi mengenai isu-isu gender, Nissi selaku Co-Founder dan Direktur Eksekutif FeminisThemis mengungkapkan beberapa tantangan yang masih dihadapi teman-teman perempuan tuli.

| Baca Juga: Drama Musikal Kasih Menembus Batas Sukses Rangkul Anak Disabilitas

“Misalnya tidak terpenuhinya hak bahasa isyarat sehingga mereka jadi terbatas untuk berkomunikasi atau berekspresi, mengakses informasi, layanan, hingga keadilan,” ujarnya.

Selain itu, mereka juga memiliki keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, terutama yang bersifat pribadi seperti mengenai hak tubuh, hak kesehatan seksual, dan reproduksi.

“Yang tak kalah menantang, ada pula kecenderungan victim blaming dimana banyak masyarakat masih menyalahkan pihak penyintas saat mereka melaporkan kekerasan seksual sehingga membuat penyintas lainnya memilih untuk diam,” jelas Nissi lagi. (*)

Leave a Reply