| Baca Juga: Ecky Lamoh Meninggal: Perjalanan Panjang Vokalis Rock Legendaris
Sejak usia awal 20 tahunan, ia mengagumi karya Pramoedya, Mangunwijaya, dan Nh. Dini. Namun “Gadis Pantai” adalah karya yang membuatnya paling penasaran.
“Buku itu tidak ada ending-nya. Volume 2 dan 3 hilang. Karena penasaran, saya mencari cara untuk bertemu langsung dengan penulisnya. Saya ingin bertanya: ‘Bagaimana sih akhir ceritanya?’” ungkap Happy.
Pencarian itu kemudian menjadi fondasi kelahiran Titimangsa Foundation, lembaga yang ia dirikan untuk mengalihwahanakan karya sastra ke panggung pertunjukan. Dari sanalah lahir karya-karya teater ikonik, termasuk ‘Bunga Penutup Abad’.
“Dari Pram, saya belajar bahwa tugas seorang seniman adalah membuat orang menjadi terpelajar,” ujar Happy. (*)
Tags:Bumi Manusia Happy Salma Mike Marjinal Pramoedya Ananta Toer Taman Ismail Marzuki
