NYATA MEDIA — Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny menjadi sorotan. Hal itu menyusul ambruknya bangunan musala Ponpes yang berlokasi di Kecamatan Buduran, Sidoarjo tersebut pada Senin (29/9/2025).
Menurut keterangan warga sekitar, debu tebal membumbung tinggi setelah terdengar suara gemuruh seperti gempa.
“Habis itu para santri teriak-teriak minta tolong,” kata warga setempat, Aulidia, kepada Nyata Rabu (1/9).
| Baca Juga : Evakuasi Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny: 15 Santri Masih Terjebak, 7 Terindikasi Hidup
Saat kejadian, ratusan santri tengah salat Ashar berjamaah tertimpa reruntuhan ketika bangunan tengah dicor.
Hingga berita ini diturunkan (1/10/2025), 91 orang diperkirakan masih masih tertimbun dalam reruntuhan bangunan.
“Kami terus berupaya mengevakuasi diduga 91 orang yang masih terjebak di dalam,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya yang didapat Nyata, Rabu (1/10/2025).
Sejarah Ponpes Al Khoziny
Bangunan asrama pondok pesantren ponpes Al Khoziny. Foto : Azharul Hakim/Nyata
Al Khoziny Sidoarjo yang terletak di Jalan KHR Moh Abbas I/18 Desa Buduran, Sidoarjo merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa Timur. Nama pondok ini diambil dari pendirinya, KH Raden Khozin Khoiruddin, yang oleh masyarakat lebih akrab disapa Kiai Khozin sepuh.
| Baca Juga : Fakta-fakta di Balik Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Ponpes ini didirikan tahun 1927 oleh Kiai Khozin yang kemudian kepemimpinannya dilanjutkan putranya, KHR. Moh. Abbas Khozin dan kini diteruskan generasi penerus dari keluarga besar Al Khoziny.
Awalnya kompleks di Buduran bukan dimaksudkan sebagai pondok besar, melainkan tempat tinggal bagi KH. Moch Abbas yang baru kembali dari menuntut ilmu selama 10 tahun di Makkah.
Namun sambutan hangat masyarakat sekitar membuat kediaman tersebut berkembang pesat menjadi pusat pendidikan Islam.
Tokoh-Tokoh Besar
Sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Tikur, Ponpes Al Khoziny telah melahirkan banyak tokoh ulama berpengaruh di Nusantara.
| Baca Juga : Kisah Cinta Lee Chae Min dan Ryu Da In Tak Kalah So Sweet dari Drakor
Antara Lain KH Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang dan tokoh pendiri NU. KH Abd Wahab Hasbullah, ulama besar dari Tambakberas, Jombang. KH Nawawi, pendiri Pesantren Ma’had Arriyadl, Kediri. KH Usman Al Ishaqi, pengasuh Alfitrah Kedinding, Surabaya. KH Umar, ulama terkemuka dari Jember.
Pesantren ini terbagi menjadi unit putra dan putri, serta mengelola berbagai lembaga pendidikan. Tahun 1964 berdiri Madrasah Tsanawiyah Al Khoziny.
Tahun 1970 menyusul Madrasah Aliyah dan Madrasah Ibtidaiyah Al Khoziny. Lalu, 1982 didirikan Sekolah Tinggi Diniyah, 1993 lembaga tersebut diformalisasi menjadi STAI dan STIQ, yang kini berkembang menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny. (*)
Tags:Al Khoziny Ponpes Sidoarjo
