Saat itu HYBE mengatakan tuduhan yang dibuat adalah fitnah dan dengan cerdik menyatakan bahwa Kim Garam adalah korban kekerasan di sekolah.
Akibatnya Yoo Eunseo dikritik dan diancam orang tak dikenal karena dituduh ‘memfitnah Kim Garam’. Serangan semakin meningkat karena pernyataan HYBE itu. Yoo Eunseo menangis dan menolak untuk pergi ke sekolah, ia mengatakan “saya pikir ini akan berakhir ketika saya mati”.
Akhirnya wali Yoo Eunseo mengirimkan aduan pidana ke firma hukum kami dengan membawa surat bersertifikat soal pelecehan yang dilakukan Kim Garam terhadap Yoo Eunseo. Termasuk hasil petisi dan bukti dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah.
4. Sanggahan terhadap tuduhan fitnah kepada Kim Garam
Orang tua Yoo Eunseo tidak bisa menanggung penderitaan anak mereka kembali dan memutuskan untuk mengungkapkan situasinya melalui firma hukum kami.
HYBE tidak memberikan permintaan maaf yang tulus kepada korban. Justru sebaliknya mereka mengatakan tuduhan itu sebagai fitnah dan Kim Garam adalah korban. Bila Hybe terus bertahan di posisi ini, kami akan mempertimbangan untuk merilis laporan dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah termasuk pengakuan korban dan bukti pelecehan mengerikan. Kemudian, kami akan merilis pesan teks berisi kutukan dan ancaman yang dikirim pelaku kepada korban untuk memancingnya ke tempat perundungan.
|Baca Juga: Dikritik Lagi! Wajah Asli Member Le Sserafim Akhirnya Terungkap
5. Kesimpulan
Bagi seorang siswa, teman dan sekolah adalah dunianya. Tidak mungkin bahwa mereka yang menjadi korban pelecehan hanya diberi kompensasi atau dihapus saja.
Hanya dengan pengakuan dan permintaan maaf, kita dapat mencegah anak kita menjadi korban berikutnya. (*)
Tags:kasus pembullyan Kim Garam Le Sserafim