“Yang dihitung berapa gram emas, diamond, supaya memiliki harga jual yang mampu dikonsumsi masyarakat pada umumnya,” ujar pria kelahiran Jakarta, 25 November 1960 itu.
Diakui Samuel, selama satu tahun pertama koleksi nusantara idenya sangat sporadis. Hingga akhirnya berkembang menjadi lebih teratur dan modern.
“Awalnya kami mengambil konsep bentuk rumah adat, bunga-bunga di Indonesia. Itu sporadis. Akhirnya saya banyak membaca buku. Kita ambil aja dari Indonesia Barat, tengah, dan timur, cari benang merahnya,” jelasnya.
Koleksi Nusantara, lanjuy Samuel, terbagi dalam tiga seri, Nusa, Anta, dan Tara. “Misal model yang inspirasinya dari Indonesia Timur, Tanimbar, Sulawesi Utara, yaitu koleksi Tara,” jelas penerima penghargaan The Best Designer Se-Pasific pada acara Fiji Fashion Week tahun 2013 itu.
|Baca Juga: Tips Mudah Mencegah Makeup Luntur saat Berkeringat
Menurut pemilik nama lengkap Samuel Job David Wattimena ini, semua koleksi tersebut menggunakan bahan-bahan tradisional Indonesia.
Sembilan tahun kemudian setelah kerjasama tersebut, timbul gagasan untuk membuat buku, agar semua proses produksi perhiasan nusantara itu lebih terdokumentasi.
Tidak hanya menampilkan koleksi perhiasan yang memukau, buku ini juga menyoroti proses kreatif di balik setiap desain.
Karya Samuel ini coba memperlihatkan keindahan serta diversitas dari koleksi perhiasan Nusantara yang dikenakan tokoh-tokoh perempuan inspiratif.
Buku ini juga mendapat berbagai dukungan, di antaranya Andien, Putri Tanjung, dan para tokoh-tokoh perempuan lainnya. ” Mereka bersedia untuk tampil memakai perhiasan Nusantara,” kata Samuel.
Selain itu, Samuel mencoba menampilkan perhiasan nusantara, tidak hanya bisa dipakai untuk koleksi pakaian tradisional.
“Jadi perhiasan nusantara ini bukan hanya untuk dipakai bersama dengan kebaya atau baju kurung. Tapi bisa juga dipakai dengan koleksi berbagai gaya pakaian,” jelas Samuel.
Tags:budaya Indonesia buku nusantara perhiasan etnik Sabang sampai Merauke