By: Kontributor
3 May 2017

Selain itu, siswa dari Sabang sampai Merauke memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menjadi siswa SMA SPI. Latar belakang siswa yang beraneka ragam menjadikan SMA SPI sebagai versi mini dari Indonesia.

Keberagaman tersebut sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi Jul. Sebagian siswanya mengalami shock culture (kecenderungan terkejut dengan budaya yang berbeda). Tak kurang akal, dibuat kebijakan untuk mengatur teman sekamar. Dalam satu kamar yang ditempati sekitar enam sampai delapan siswa harus terdiri dari tempat asal yang berbeda serta agama yang berbeda pula.

Model Indonesia Tembus Pasar Barat Dengan Tiga Perempuan Ini Siapa sangka bahwa model Indonesia tembus pasar barat dengan tiga perempuan hebat … [Read More]

Dengan adanya kebijakan itu, diharapkan siswa dapat saling mengenal satu sama lain dan tercipta rasa toleransi yang tinggi antar sesama. Guru berperan penting dalam proses tersebut. Selain dana pribadi Jul, operasional SMA SPI juga didukung oleh dana yayasan dan sumbangan para donatur. Tak kurang akal, Jul juga membangun Transformer Center.

Transformer Center adalah sarana wisata edukasi yang dibangun di area SMA SPI yang memiliki luas enam belas hektar. Selain membantu operasional sekolah, Transformer Center juga menjadi wadah pembelajaran bagi siswa. “Kekurangan yang mereka miliki, jika dikasihani orang malah bikin drop, kalau orang datang kesini dengan senyum mereka juga ikut bahagia toh?,” ujar Julianto. *dew/adi/fel

Baca liputan tentang Sekolah Gratis di Kota Batu “Selamat Pagi Indonesia” di Tabloid Nyata edisi 2391 terbit tanggal 29 April 2017

Tags:

Leave a Reply