By: Kontributor
23 March 2017

Rumah bercat putih tak bernomor itu, terjepit di gang sempit. Untuk sampai kontrakan tersebut hanya perlu dua kali tanya.

“Ooh Abil yang masuk medsos itu, di sana tuh,” kata warga di gang kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan kepada tabloidnyata.com, Rabu (22/3).

Abil yang tertangkap kamera salah seorang netizen.

Sampai di rumah petak itu terlihat di halaman gerobak nasi goreng baru. Catnya mengkilat dan mencolok. Itu pemberian Relawan Sekolah yang menemukan Abil berbaju Pramuka tertidur sambil jualan di Universitas Indraprasta PGRI, tak jauh dari rumahnya.  Setelah viral di medsos, Abil hampir-hampir tak lagi jadi dirinya sendiri.

Abil anak SD

Sosok Abil anak SD saat ditemui oleh Nyata, ia tampak sudah rapi karena hendak wawancara di sebuah acara televisi. — Foto: Vinna / Tabloid Nyata

“Abil malu Kak, Abil takut, cemas, masuk tv,” katanya. Saat itu orang ramai di halaman rumahnya. Abil akan ke studio televisi swasta bersama ibunya untuk sebuah wawancara. Besok dan besoknya jadwalnya padat. Semua ke televisi.
“Abil gak jualan lagi, Kak,”katanya. Abil anak seusia itu tiba-tiba disergap oleh sebuah kepedulian sosial yang masif. Ia kemudian harus masuk televisi berkisah tentang deritanya, untuk ditonton.
Abil tampil gagah berkaos biru celana jeans dan sepatu warna hitam. Anak keempat dari lima bersaudara ini sekarang duduk di kelas 4. Ia berjualan sejak setahun silam.
” Jualan cemilan Kak, ambil dari orang seberapa habis disetor yang tidak dipulangin lagi,” katanya malu-malu.

Menurut dia, jualan tertinggi yang pernah dicapainya Rp 100 ribu. Labanya diserahkan pada ayah kadang pada ibunya. Ia hanya perlu untuk sewa mainan Point Blank di warnet sekitar. Selebihnya untuk orang tua. Sejak viral banyak yang membantunya dan meminta Abil tak lagi berjualan.

“Di sekolah, ibu guru bilang kalau bosan jangan jualan. Jika jualan juga jangan pakai baju sekolah.”

Kehidupannya yang bak artis kini tentu membuat Abil tidak berjualan lagi. Dirinya yang masih belia menjadi sasaran kepedulian sosial dari berbagai tempat. Kini hari-harinya diisi dengan berwawancara dengan media lokal yang mendatangi rumahnya, atau menjemputnya untuk datang ke stasiun televisi mereka.

Tumpukan Sembako

Abil berdiri bingung. Orang ramai memperhatikan keluarga ini dengan heran. Tabloidnyata.com melangkah masuk ke rumah petak satu kamar itu.

Rumah kecil itu tak bersih. Beberapa helai kain terlihat di ruang tamu. Sebuah meja tanpa kursi penuh dengan tumpukkan sembako yang diantar relawan.

Tags:

Leave a Reply