Ratna Riantiarno, yang membuka pementasan sebagai narator, membacakan surat Kartini dari tahun 1911. Di atas panggung miring rancangan Iskandar Loedin, ia menyampaikan: “Surat-surat sederhana tentang budi dan akal, tak disangka pemikiran Kartini jadi terkenal. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris di tahun 1920 dan dibaca publik internasional.”
Dalam fragmen lain, Chelsea Islan membacakan bagian surat yang menyentuh tema kebebasan perempuan: “Aku ingin bebas agar bisa berdiri sendiri… Tapi kami harus menikah. Tidak menikah adalah dosa terbesar bagi perempuan Muslim.”
Sementara Cinta Laura menambahkan, “Tidak ada kegagalan hidup yang besar bagi perempuan yang belum menikah, yang sekaligus merupakan aib.”
Pertunjukan tersebut ditutup dengan pembacaan dari Happy Salma sendiri, menggaungkan kalimat penutup yang tak lekang oleh waktu. “Sehabis gelap gulita, hadir lagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. Habis gelap, terbitlah terang,” ucapnya. (*)
Tags:Chelsea Islan Christine Hakim Cinta Laura Happy Salma Kartini Panggung Kartini Reza Rahadian Seniman Lintas Generasi