By: Radix WP
4 August 2017

Karena latar ceritanya cukup kolosal, Valerian jadi film berbiaya termahal dalam sejarah Prancis. Peran Valerian diserahkan kepada Dane DeHaan, yang dikenal sebagai Green Goblin dalam The Amazing Spider-Man 2. Aktor muda ini juga dapat pujian ketika tampil bersama Daniel Radcliffe (pemeran Harry Potter) dalam Kill Your Darlings.

—–

Setelah lebih dari dua jam, film Valerian and the City of a Thousand Planet usai. Bersama kedua anaknya, si laki-laki beranjak keluar. Ia mencoba memberikan penilaian tentang film tersebut. Kebetulan ia juga pernah menonton The Fifth Element, sehingga bisa jadi perbandingan.

Luc Besson memadukan unsur dari berbagai seri komik Valerian jadi suatu cerita baru. Bukan adaptasi seri komik tertentu seperti dalam film The Adventures of Tintin atau Asterix. Harus diakui, cerita dalam film Valerian lebih bagus daripada versi komik klasiknya. Tapi untuk standar perfilman sekarang, cerita seperti itu masih kurang greget.

Adegan pertempuran virtual yang lumayan inovatif.

Dalam The Fifth Element, inovasi Besson jempolan. Tokoh protagonis utama sama sekali tidak bertemu muka dengan sang antagonis, yang diperankan Gary Oldman. Bahkan, nasib sang antagonis bukan berakhir dalam pertempuran klimaks yang klise khas Hollywood. Sentuhan kecil seperti sang protagonis beli makanan dari pedagang keliling pun sangat berkesan.

Lewat berbagai bagian dalam Valerian and the City of a Thousand Planet, Besson tampak berusaha kreatif. Penampilan Rihanna, misalnya, dirancang untuk menandingi adegan diva dalam The Fifth Element, yang dikenang banyak orang. Menarik juga menyimak hadirnya suatu kaum utopia yang sama sekali tidak punya sisi jahat.

Dalam komik, Valerian punya fasilitas menjelajahi waktu. Hal ini sama sekali tidak dimunculkan dalam film. Kisahnya dibuat linear, dengan sejumlah adegan kilas balik. Sayangnya, keseluruhan kisah terlalu gampang ditebak. Untung ada tokoh dari komik yang cukup menarik, yaitu trio shingouz yang cerdik dan mata duitan.

Model Cara Delevingne menampilkan akting yang lebih bagus ketimbang dalam Suicide Squad. Bahkan, perannya sebagai Laureline lebih bersinar ketimbang Valerian sendiri. Jika nantinya bermain dengan naskah yang ditulis lebih cerdas daripada film ini, Delevingne punya masa depan cerah sebagai aktris.

Penampilan Rihanna mengingatkan kepada Diva Plavalaguna dalam The Fifth Element.

Sepertinya Besson menghadapi dilema. Kisah Valerian terlalu kolosal untuk ditampilkan hanya dalam satu film. Tapi, film pertama tentu tak boleh terlalu simpel, agar sukses dan bisa dibuat sekuelnya. Secara umum, Valerian and the City of a Thousand Planet bukanlah film yang terlalu buruk. Tapi, sial saja film ini harus bersaing dengan Dunkirk, Spider-Man: Homecoming, dan Despicable Me 3.

Oh ya, satu lagi yang layak dicatat. Besson sengaja membuat trailer film ini dengan sejumlah dialog yang berbeda. Dengan pengaturan yang lihai, trailer tidak sampai membocorkan jalan cerita filmnya. Inovasi seperti ini yang layak ditiru. (*)

Tags:

Leave a Reply