By: Reza
2 October 2017

Saat itu setelah pulang ke rumah, aku masih merasakan masakan mama , mama masak udang balado dan sayur toge , enak sekali.. sesekali aku minum air dingin atau hangat untuk menanggulangi rasa sakit di bagian perut. Dan duduk di Birth ball yang baru ku beli 4 hari lalu.. kontraksi tiba2 menjadi 20 menit sekali, sepanjang 3 menit . Suami ku mulai tenang2 saja, dan semua kembali seperti awal semula.. Sampai- sampai aku memijit punggung mama yang baru landing semalam, untuk menginduksi secara alami demi proses bersalin yang cepat. Mijit mama sendiri, mungkin udah 7 bulan terakhir belum pernah ku lakukan lagi.. hari itu, mama sampai pulas tertidur.

Sore pun berlalu, dan blm ada tanda juga, tiba-tiba saat buang air kecil aku menemukan bleeding coklat kemerahan ( bukan warna darah segar ) setelah aku tlf rumah sakit, dr ciri2 yang aku sebutkan mereka blg itu hal yg normal.
Petunjuk early labor pun menurut midwife dr pihak rumah sakit hanya dpt di indikasikan kalau ada pecah ketuban, pendarahan ( darah merah berwarna segar ), atau interval kontraksi 3 kali sepanjang 2-3 menit dalam waktu 10 menit.

Datang ke Rumah Sakit untuk Kedua Kalinya

Malam hari aku tidur awal, jam 11 malam aku merasakan kontraksi yg hebat setiap 7 menit sekali, dan suami ku blm berani tlf rumah sakit krn tanda pecah ketuban blm ada. Setelah aku menyatakan tidak kuat, akhirnya dia menelfon pihak RS dan mereka memperkenankan kami dtg kedua kali untuk check pembukaan. Hasilnya ? Jam 3.30 pagi ( tanggal 20 september ) Masih bukaan dua. Dr ruangan delivery suite kami di sarankan pulang, tapi aku menolak, alhamdulillah masih tersedia kamar di ruang inap, prenatale . Jadi lah aku mama dan suami bermalam di RS, setelah dua kali kami di sarankan pulang ke rumah..

Foto: Instagram @septriasaacha

Tgl 20 september pagi hari nya , sarapan datang. Mama dan suami ku yg bermalam di dlm kamar ku tidur di kursi menjadi saksi muncul nya kontraksi demi kontraksi, saat itu jam 7.30 pagi aku di beri 2 butir obat penahan sakit, aku ditawarkan menyuntikkan morphine utk menanggulangi kontraksi , tp baru ku “iya kan” pada jam 9.30 sehabis hot shower ( disarankan oleh midwife juga utk relaxation ) sehabis mandi, aku diam di tempat tidur, kontraksi ku TAHAN krn tak ingin melihat muka mama dan suami tak tega mengkasihani aku . 24 jam lebih, blm ada hasil maju nya bukaan.

Detik-detik Kelahiran

Suami ku hampir desperate kata nya, apa kita harus menunggu sampai hari ke – 3 untuk bayinya sampai lahir ? Krn case tiap orang berbeda. Suami ku membeli kopi dibawah sekaligus membeli sarapan yg lebih berat untuk ku makan . Jam 10 pagi aku merasakan kontraksi lanjutan yg lebih hebat lagi, sampai2 aku remas jemari dan lengan ibu ku, tanpa dia berkata apa2 kecuali hanya doa yg ku tau dia panjatkan dlm hati nya.

Disitu aku bicara saat sakit nya melemah, aku bilang sama Mama , “ma maafkan aku yaa.. aku akhirnya tau sakit nya melahirkan seorang anak, maafin aku yaa .. doain acha maa”

Jam 11.15 suster datang, mama bilang ke front desk kalau aku sudah tidak kuat menahan sakit krn kontraksi sudah terus menerus setiap 2 menit tanpa jeda dalam waktu 10 menit. Mid wife datang hanya memberikan morphine di bagian paha yang tidak ngaruh apa- apa, utk sakit yg kurasakan saat itu.

Pk. 11.40 bagaikan arung jeram di bagian perut bawah, dorongan hebat muncul dan ketuban ku pecah sampai hampir habis air nya merembes ke seluruh kasur rawat inap. Mama kaget, panik, dan berlari ke front desk , meminta mid wife check keadaan ku. Aku menggeliat kesakitan, aneh nya aku malah berdiri ingin ke kamar mandi krn mules yg tak tertahan kan dan masih dlm keadaan panik menangis kesakitan, mid wife menyuruh ku duduk, utk men check pembukaan.

Tak di sangka , semakin dekat waktunya ! Midwife Hanya terheran dan langsung memanggil crew utk bergegas mengambil wheel chair , Aku langsung menuju bukaan 8.

Leave a Reply