By: Naomi Nilawati
28 October 2019

Sayatan besar sering dibutuhkan dalam hampir semua pembedahan. Tetapi belakangan ini, munculnya teknik invasi minimal yang memungkinkan dokter bedah memperbaiki hasil pembedahan dengan menghindari sayatan panjang dan besar.

Perbaikan dalam bedah invasi minimal ini, memungkinkan pasien mengalami masa pemulihan yang lebih singkat. Pasien juga lebih sedikit merasakan ketidaknyaman. Serta menggantikan kebutuhan operasi terbuka di banyak skenario klinis.

Seluruh keuntungan yang didapatkan dari tindakan bedah invasi minimal itu, membutuhkan teknologi pemindaian internal organ pasien yang lebih presisi (ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran), sehingga operasi dapat dilaksanakan lebih tepat sasaran.

Untuk itu EPED Inc, pengembang teknologi bedah invasi minimal asal Taiwan, mengembangkan Retina Stereotactic Surgery Navigation System atau Retina dengan teknologi paling aktual.

teknologi-retina-bedah
Emmanuel Felix Lespron menunjukkan Retina. Foto: Naomi/Nyata

Baca juga: Manfaat Olahraga Pilates yang Dilakukan Shandy Aulia Selama Hamil

Teknologi tersebut menjadi alat bantu bagi dokter bedah. Beberapa fungsi yang bisa dilakukan Retina adalah untuk mengindikasi bedah saraf otak, bedah kranial (tempurung kepala), bedah/operasi plastik, otolaringologi, kosmetik medis, dan semua pembedahan invasif minimal yang membantu ahli bedah.

Bantuan yang dimaksud adalah kemampuan Retina untuk melakukan navigasi perangkat atau alat bedah, selama operasi lesi dengan memberikan gambar medis yang disinkronkan. Ada data CT, MRI, sampai endoskopi sehingga dokter mendapatkan citra yang lebih nyata dari internal organ pasien.

Melalui sistem yang dikembangkan EPED Inc itu, Retina terbukti dapat mengurangi risiko operasi, dan mempercepat pemulihan pasien melalui asistensi operasi yang menjadi lebih aman dan tepat sasaran.

Baca juga: Ingin Tubuh Ideal? Coba Rutin Lakukan 5 Olahraga Ini, Girls!

Regional Manager Eped, Emmanuel Felix Lespron mengatakan bahwa penerapan sistem navigasi seperti Retina, telah menutup celah yang membuat dokter kesulitan ketika menerjemahkan informasi dari CT (computed tomography), dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) saat melakukan operasi pada tubuh pasien.  

Retina menerima perpaduan gambar dan data dari MRI. Serta pemindai dengan gambar yang realistis yang membiarkan para dokter untuk “pergi ke dalam tubuh manusia”.

Leave a Reply