Sehingga mereka memiliki perspektif yang lebih baik untuk batas terdalam, jaringan sensitif, organ terdalam dan lainnya, ketika melakukan bedah minimal invasif (MIS), tanpa harus membuat sayatan yang besar pada tubuh.
Sistem Retina ini bisa mendeteksi letak tumor dan ukurannya, pewarnaan saraf, dan gambar jalur untuk akses yang lebih baik selama pelaksanaan operasi. Tidak hanya gambar, tetapi juga semua peringatan, jalur dan pengukuran yang diperlukan untuk menyampaikan keberhasilan dan operasi singkat.
Tahun 2019 adalah masa yang luar biasa bagi Retina. Tak lain karena EPED Inc, diberi kesempatan untuk mengenalkan sistem Retina ke tujuh negara, Salah satunya Indonesia.

Baca juga: Mengintip Gaya Tidur Andien Aisyah Dengan Mulut Diplester
Taiwan memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi pasar yang baik untuk peralatan medis atau kesehatan.
“Indonesia adalah salah satu pasar potensial untuk industri kesehatan. Indonesia memiliki pertumbuhan yang potensial di sektor pelayanan kesehatan dan medis,” kata Emmanuel.
Di Indonesia, teknologi itu dikenalkan melalui kegiatan Hospital Expo 2019 yang digelar 23 hingga 26 Oktober 2019 di Exhibition Hall B, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Baca juga: 6 Gaun ‘Teraneh’ di AMAs 2018 Bikin Geleng-geleng Kepala
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong produsen Taiwan meningkatkan kemampuan serta menambah nilai dan inovasi produk yang mereka kembangkan.
Kegiatan itu didukung Kementerian Urusan Ekonomi melalui proyek skala nasional yang disebut Proyek Pengembangan Citra Industri Taiwan. Pemerintah Taiwan mempercayakan Dewan Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Taiwan sebagai pelaksana kegiatan ini.
Sesuai dengan skema kerja, seleksi Taiwan Excellence diimplementasikan untuk menyeleksi produk inovatif setiap tahunnya berdasarkan kriteria keunggulan, salah satunya teknologi Retina ini. (*)