Nina berjalan pelan saat memasuki ruangan studionya. Tangannya kemudian dengan lihai menggoreskan kuas di atas kanvas.
Diiringi alunan musik piano, Ruben Tanadi masuk dan duduk di sofa dalam studio itu dalam keadaan mabuk. Dengan kemeja dan celana yang rapi, suami Nina itu datang dengan memegang sebotol minuman keras.
Plak! Tamparan Ruben mendarat di muka Nina, usai rentetan ucapan kasar yang ia lontarkan kepadanya. Bukan kali ini saja, Ruben dan Nina terlibat pertengkaran. Dan bukan kali ini saja, Ruben lakukan tidak kekerasan kepada istrinya.
- A Story of Wounds. Foto: Adi Wiratmo
- A Story of Wounds. Foto: Adi Wiratmo
Baca juga: Suguhkan Cerita yang Tak Biasa, Pertunjukan Going Home Tuai Pujian
Isu kekerasan dalam rumah tangga bergema lagi, Sabtu malam lalu (23/2), di Amphiteathre Q Building UK Petra, Surabaya. Petra Little Theatre (PLT) dan Kelas Stage Production program English for Creative Industri (ECI) Universitas Kristen Petra Surabaya, menampilkannya dalam bentuk drama musikal bertajuk Story of Wounds.
Dengan kata lain, sebuah cerita tentang luka. Menurut penulis naskah, Jessie Monika isu kekerasan dalam rumah tangga masih tabu dibicarakan di masyarakat.
“Saya mengangkat kisah ini karena prihatin dengan maraknya domestic violence atau KDRT, yang banyak terjadi di Indonesia. Concern kami terhadap isu inilah, yang membuat kami menyuarakannya lewat pementasan drama,” ujar Jessie Monika, saat ditemui Nyata di UK Petra, Sabtu lalu (23/2).
Baca juga: Ketika Pangeran Harry Tak Yakin Meghan Markle Mengandung Bayinya
Drama berbahasa Inggris ini, berkisah tentang rumah tangga yang sepintas baik-baik saja di mata masyarakat. Tapi di dalamnya, banyak terjadi tindak kekerasan.
Orang-orang di sekitarnya tidak begitu peduli dengan hal ini. Hingga akhirnya si korban sendiri, memberanikan diri untuk bersuara.
Tags:UK Petra