Parwana Malik (9), gadis kecil bermata coklat dan rambut keriting yang tertutup kerudung putih itu sedang asik bermain lompat tali. Di atas tanah tandus Provinsi Badghis, Afghanistan, tawanya merekah bersama teman-temannya.
Sayang, keceriaannya tak berlangsung lama, ketika ia harus pulang ke rumah mungilnya yang dipenuhi debu. Kenyataan pahit mengingatkan, bahwa dirinya sudah laku terjual kepada laki-laki (55), dengan perawakan rambut dan janggut lebat yang telah memutih untuk dijadikan istri.

| Baca juga: Malala Yousafzai Bersuara untuk Perempuan di Afghanistan
Kepada CNN, Oktober 2021 lalu, gadis itu mengaku takut kelak akan dipukul dan dipaksa bekerja di rumah barunya. Namun kedua orang tua mereka tidak punya pilihan lain. Sudah 12 tahun lamanya keluarga Abdul Malik hidup di kampung pengungsian dan bertahan dari bantuan kemanusiaan dan kerja kasar demi mendapatkan pundi-pundi.
Ini bukan yang pertama terjadi di keluarga Abdul Malik menjual anaknya, beberapa bulan sebelumnya ia baru saja menjual anak perempuan pertamanya yang berusia 12 tahun karena tuntutan ekonomi.
Setelah Taliban menduduki pemerintahan Afghanistan 15 Agustus 2021 lalu, keadaan semakin suram, terlebih bagi perempuan dan anak-anak. Perang yang berkecamuk selama kurang lebih empat tahun, kekeringan, desakan internasional dan pandemi seakan membuat negara yang berbatasan dengan Pakistan itu hilang nafas.
Demi mengatasi krisis ekonomi berkepanjangan, segala cara dilakukan agar bertahan hidup, meskipun harus menjual anak perempuan di bawah umur untuk dinikahkan.

| Baca juga: Emma Watson Dikecam Gara-Gara Bela Palestina
Parwana adalah segelintir gadis yang bersedia cerita kepada orang asing tentang bagaimana tubuh dan naluri anak-anaknya direnggut untuk sebuah pernikahan yang tidak diinginkan.
Di luar sana masih banyak gadis lain yang bernasib serupa. VOA menginformasikan pada (11/1) kemarin. Nazia (6), gadis Herat, Afghanistan, dijual oleh ayahnya sendiri Hamid Abdullah untuk dinikahkan demi mendapatkan Rp 4 juta. Uang tersebut dibutuhkan Hamid untuk membiayai istrinya yang sedang sakit keras dan mengandung anak ke lima.
Tags:afghanistan human trafficking kemanusiaan perdagangan anak perdagangan manusia