Media sosial Twitter sedang dihebohkan dengan tagar #YogyaTidakAman #SriSultanYogyaDaruratKlithih. Tagar itu menjadi trending karena salah satu pemilik akun mengunggah kisahnya yang mengaku dipepet seseorang ketika berkendara di daerah Underpass Jalan Kaliurang, Yogyakarta.
Saat korban merasa ingin dibegal, nyatanya pelaku langsung melarikan diri setelah korban teriak. Tidak lama korban mengetahui jika tangannya telah bersimbah darah karena disayat oleh benda tajam. Cerita itu diunggah lalu viral dan ternyata banyak sekali korban yang diakibatkan oleh aksi Klitih ini. Mari simak beberapa faktanya!
1. Makna Klitih

Klitih sendiri sendiri sedikit mirip dengan begal namun yang membedakan adalah dia tidak mencuri barang milik korbannya. Klitih dalam bahasa Jawa memiliki arti aktivitas di luar ruangan. Menurut Kriminolog Universitas Gajah Mada Suprapto menjelaskan jika Klitih memilki arti yang positif untuk melakukan sesuatu di waktu luang.
Namun semakin lama nama Klitih sendiri sudah bermakna negatif karena sudah berkembang menjadi aktivitas kejahatan jalanan menggunakan senjata, atau perilaku di luar kelaziman yang dilakukan oleh anak di bawah umur.
2. Sudah ada sejak 1990-an

|Baca Juga: Cinta Gila! Jadi Korban KDRT, Wanita Ini Ogah Cerai Karena Suami Terlalu Tampan
Aktivitas yang merugikan banyak orang ini ternyata sudah ada sejak tahun 1990. Tindakan kriminal yang melibatkan anak di bawah umur atau remaja ini muncul di sekitar tahun tersebut. Di tahun 1993 tepatnya tanggal 7 Juli Kepolisian Wilayah Yogyakarta telah menyelidiki sekelompok remaja yang sering melakukan tindak kejahatan di jalan.
Puncaknya di tahun 2016 tercatat ada 43 kasus kekerasan yang melibatkan kelompok remaja ini. Oleh karena itu istilah Klitih semakin marak terdengar hingga sekarang.
3. Korbannya bisa siapa saja
Tags:DIY Kisah Klitih Yogya Yogyakarta