Kisah Shakila Zareen sungguh memilukan. Namun dengan yakin dia mengatakan, ”Saya tidak bisa dihancurkan.” Tak ada pula air mata saat Shakila menceritakan kisah sedihnya. Bahkan di balik wajahnya yang kini berubah, ia terlihat tegar dengan sesekali tersenyum saat bercerita.
Shakila adalah wanita asal Afghanistan yang harus cacat seumur setelah dipukuli kakak dan saudara iparnya. Kehidupannya semakin tragis saat suaminya juga ikut menyiksa, bahkan menembaknya hingga tak berdaya.
Sebelum akhirnya pindah ke Kanada, Shakila mengaku kehidupannya di Afghanistan sangat memilukan. ”Apa yang bisa saya ceritakan tentang masa kecil saya. Tidak ada yang indah. Bahkan saya lupa kapan harus tersenyum,” ujarnya seperti yang dikutip dalam video yang diunggah di bbc.com, Senin (12/7) lalu.
Saat masih remaja, tepatnya ketika usianya 17 tahun, Shakila dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua. Ketika ia menyanggupi pernikahan itu, siksaan dan makian justru dialaminya.
”Hampir tiap hari saya mendapat cambukan. Saya tak tahu apa dosa saya. Mereka hanya mengatakan berhak menyiksa saya,” ujarnya
”Para laki-laki itu tersinggung apabila saya membantah atau melawan perintah mereka,” ujar Shakila.
Tak tahan dengan siksaan itu, Shakila pun melapor ke polisi. Tapi naas, bukan pertolongan yang didapat, suaminya justru langsung menembaknya hingga tak sadarkan diri. Ketika sadar, Shakila mendapati dirinya berada di rumah sakit.
”Peristiwa itu seperti mimpi buruk buat saya. Tapi saat melihat ibu duduk di samping saya dengan menangis, saya langsung tersadar, ini adalah kenyataan,” katanya.
Saat itu Shakila tinggal di Baghlan, wilayah konflik dan perang antara Taliban dan pasukan militer Afghanistan. Karena itu ketika wilayah itu kemudian jatuh ke Taliban, Shakila dapat kesempatan pindah ke Kanada.
Tags:afghanistan dianiaya kisah manca manca