Namun, proses kolaborasi dengan pihak yayasan Miss Universe Indonesia (MUID) membuat konsep tersebut harus diganti.
“Ada tuntutan untuk mengubah beberapa hal dari konsep Calon Arang itu, dan saya tidak bisa memenuhinya. Akhirnya konsepnya digeser menjadi culture project. Lalu saya tawarkan desain yang kemudian dipakai Sanly itu,” terangnya.
Inggi menghargai keputusan yang diambil bersama. Menurutnya, kolaborasi dalam ajang sebesar Miss Universe memang menuntut fleksibilitas dan komunikasi dua arah dari seluruh pihak yang terlibat.
| Baca Juga : Runner Up Miss Universe 2025, Olivia Yace Mengundurkan Diri
Pria 31 tahun itu memaparkan pembuatan kostum Bali Yadnya sangat singkat. Hanya satu minggu.
Karena akan ditampilkan di panggung internasional, Inggi harus memastikan bentuk akhir kostum tidak hanya indah secara konsep, tapi juga glamor, memiliki efek panggung, dan tetap menonjolkan karakter budaya Bali.
“Juga harus benar-benar membentuk tubuh atau body shaping agar terlihat elegan di runway,” paparnya.
Dalam prosesnya, Inggi melibatkan Sanly Liu sebagai pemakai kostum. Meski Sanly bukan tipe yang rewel atau banyak permintaan, komunikasi tetap dilakukan secara intens sejak tahap sketsa hingga kostum siap digunakan.
“Dia selalu memberikan masukan kecil dan setiap kali ada perkembangan desain, kami bicarakan. Sampai akhirnya dia bilang, ‘Ini cocok, sesuai karakter aku’. Karena bagaimanapun, dialah yang akan membawakan kostum itu di panggung,” jelas desainer yang tinggal di Mengwi, Badung, Bali itu.
| Baca Juga : Punya Rambut Kribo Raksasa, Wanita Ini Pecahkan Rekor Dunia
Desainer kelahiran Negara, Balim 15 Oktober itu menjelaskan, bahan utama yang digunakan adalah prada bali. Yakni kain tradisional khas Pulau Dewata yang dihiasi motif emas berkilau.
Simbol kemewahan dan sering dipakai dalam upacara keagamaan maupun tarian tradisional.
Tags:Bali Inggi Kendran Miss Universe Sanly Liu
