YouTuber dan kreator konten, Jerome Polin, mengungkap dirinya mendapat tawaran menjadi buzzer pemerintah. Hal itu membuat Marshel Widianto dicurigai netizen karena unggahannya.
Marshel terlebih dahulu mengunggah sebuah video lawas yang memperlihatkan suasana damai antara aparat dan demonstran.
Di saat hampir bersamaan, Jerome Polin mengungkap dirinya mendapat tawaran untuk menjadi buzzer dengan bayaran senilai Rp 150 juta dengan narasi ajakan damai antara pemerintah, DPR, Brimob, ojol dan masyarakat.
| Baca Juga : Profil Affan Kurniawan, Driver Ojol yang Dilindas Rantis Brimob
“Uang rakyat dipakai buat narasi-narasi untuk pencitraan seolah-olah baik-baik saja. Jangan sampai lengah, jangan terpecah belah, kawal terus,” kata Jerome Polin yang menampilkan isi penawaran tersebut.

Foto : Instagram/jeromepolin
Melihat unggahan Jerome Polin, netizen lantas mengkritik Marshel. Finalis Stand Up Comedy Academy musim ketiga itu dicurigai menerima bayaran Rp150 juta untuk mengunggah konten tersebut.
Tidak lama setelah menuai kritik keras, video itu akhirnya dihapus dari akun Instagram pribadinya.
| Baca Juga : Deretan Selebriti Indonesia Geram, Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob
“Teman-teman, saya secara pribadi meminta maaf atas video sebelumnya di IG saya. “Saya salah karena tidak berpikir panjang sebelum menaikan video itu, memang bodoh saya,” ucap Marchel lewat Instagram.
Ayah dua anak itu juga menegaskan tidak pernah menerima bayaran sepeser pun, seperti yang dituduhkan.
“Saya sama sekali tidak dibayar dan video tersebut pun sudah saya take down. Memang bodoh saya dan tolol. Silahkan maki saya sepuasnya, saya terima konsekuensi atas kebodohan saya,” ujarnya.
| Baca Juga : Denny Sumargo-Pasha Ungu Temui Keluarga Ojol yang Tewas Terlindas Mobil Brimob
Meski sudah meminta maaf dan membantah isu pembayaran, banyak netzen yang masih meragukan pengakuannya.
Seperti diketahui, situasi Tanah Air saat ini tidak kondusif. Hal itu menyusul aksi demo serikat pekerja di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2025. Mahasiswa dan elemen masyarakat lantas mengambil alih aksi kelompok buruh, namun berujung pada kericuhan.
Dua kelompok massa itu membawa beragam isu berbeda. Serikat buruh membawa enam tuntutan, yakni penghapusan outsourcing dan penolakan upah murah, penyetopan PHK, reformasi pajak perburuhan, pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa omnibus law, pengesahan RUU Perampasan Aset, dan revisi RUU Pemilu.
Sementara itu, demonstran mahasiswa dari berbagai kampus menuntut pembubaran DPR dan pencabutan tunjangan anggota Dewan yang dinilai berlebihan.
| Baca Juga : Awkarin Diancam Driver Ojol Gegara Tak Angkat Telepon
Situasi makin memanas lantaran kendaraan taktis Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, hingga tewas. Bentrok antara massa dengan aparat pun tak terhindarkan.
Tewasnya Affan juga memantik kemarahan publik di sejumlah wilayah di Indonesia. Berbagai elemen masyarakat di tiap daerah turut melakukan aksi demo pada 29 Agustus 2025. Misalnya, di Semarang, Bandung, hingga Surabaya.
Bahkan, tiga orang tewas imbas kantor DPRD Makassar, Sulawesi Selatan, terbakar saat demonstrasi. Ketiganya yakni Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful, anggota satpol PP yang belum diketahui identitasnya, dan staf pendamping anggota DPRD Andi Tendra Uji, Sarina. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.
Tags:Buzzer demo Jerome Polin Marshel Widianto